Anda Yakin Akan Maju? Duduklah Sejenak dan Baca Catatan Ini
Lihat Detail

Anda Yakin Akan Maju? Duduklah Sejenak dan Baca Catatan Ini

M Galang Pratama

AKU DIDATANGI
oleh beberapa orang atau lebih tepatnya beberapa kelompok pada bulan ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir tahun menjadi momen penting di jurusanku, tepatnya bagi lembaga intra mahasiswa di kampusku. 

Sebentar lagi yakni pada 14 Desember 2016 mendatang, pemilihan ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) akan digelar. Beberapa tim sukses jauh sebelum penetapan calon, sudah mewanti-wanti siapa-siapa yang turut menjadi pemilih pada pemilma (pemilihan mahasiswa) nanti. Mahasiswa yang memiliki kapasitas sebagai pemilih sah dalam pemilma mendatang. Tak lain mereka ialah para ketua-ketua tingkat dan sekretaris kelas.

Banyak cara yang dilakukan oleh sang calon atau tim sukses dari calon untuk dapat mencuri simpati dari para pemilik sah suara di pemilma. Mulai dari janji-janji politik untuk menyiapkan kursi jabatan di kepengurusan lembaga sampai pada janji untuk memperbaiki struktur lembaga intra serta membantu jurusan.

Akan tetapi, bagi sebagian mahasiswa, terutama mahasiswa baru, sangat mudah dirasuki oleh janji politik para tim sukses dan para calon ini menjelang pemilihan. Padahal, jika sekiranya mereka sadar, tak ada yang abadi dalam politik. Seperti ungkapan yang paling sering terdengar, "tak ada musuh/lawan abadi dalam politik, begitupun dengan tak ada kawan abadi dalam politik." Itu artinya, janji politik yang diucapkan oleh sang calon pada masa kampanye tak bisa terlalu dipercaya apalagi mau dijadikan sebagai bukti untuk dipertanggungjawabkan? Oh..tidak bisa!

Setelah melalui beberapa pengalaman,
M Galang Pratama

AKU DIDATANGI
oleh beberapa orang atau lebih tepatnya beberapa kelompok pada bulan ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir tahun menjadi momen penting di jurusanku, tepatnya bagi lembaga intra mahasiswa di kampusku. 

Sebentar lagi yakni pada 14 Desember 2016 mendatang, pemilihan ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) akan digelar. Beberapa tim sukses jauh sebelum penetapan calon, sudah mewanti-wanti siapa-siapa yang turut menjadi pemilih pada pemilma (pemilihan mahasiswa) nanti. Mahasiswa yang memiliki kapasitas sebagai pemilih sah dalam pemilma mendatang. Tak lain mereka ialah para ketua-ketua tingkat dan sekretaris kelas.

Banyak cara yang dilakukan oleh sang calon atau tim sukses dari calon untuk dapat mencuri simpati dari para pemilik sah suara di pemilma. Mulai dari janji-janji politik untuk menyiapkan kursi jabatan di kepengurusan lembaga sampai pada janji untuk memperbaiki struktur lembaga intra serta membantu jurusan.

Akan tetapi, bagi sebagian mahasiswa, terutama mahasiswa baru, sangat mudah dirasuki oleh janji politik para tim sukses dan para calon ini menjelang pemilihan. Padahal, jika sekiranya mereka sadar, tak ada yang abadi dalam politik. Seperti ungkapan yang paling sering terdengar, "tak ada musuh/lawan abadi dalam politik, begitupun dengan tak ada kawan abadi dalam politik." Itu artinya, janji politik yang diucapkan oleh sang calon pada masa kampanye tak bisa terlalu dipercaya apalagi mau dijadikan sebagai bukti untuk dipertanggungjawabkan? Oh..tidak bisa!

Setelah melalui beberapa pengalaman,
M Galang Pratama

AKU DIDATANGI
oleh beberapa orang atau lebih tepatnya beberapa kelompok pada bulan ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir tahun menjadi momen penting di jurusanku, tepatnya bagi lembaga intra mahasiswa di kampusku. 

Sebentar lagi yakni pada 14 Desember 2016 mendatang, pemilihan ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) akan digelar. Beberapa tim sukses jauh sebelum penetapan calon, sudah mewanti-wanti siapa-siapa yang turut menjadi pemilih pada pemilma (pemilihan mahasiswa) nanti. Mahasiswa yang memiliki kapasitas sebagai pemilih sah dalam pemilma mendatang. Tak lain mereka ialah para ketua-ketua tingkat dan sekretaris kelas.

Banyak cara yang dilakukan oleh sang calon atau tim sukses dari calon untuk dapat mencuri simpati dari para pemilik sah suara di pemilma. Mulai dari janji-janji politik untuk menyiapkan kursi jabatan di kepengurusan lembaga sampai pada janji untuk memperbaiki struktur lembaga intra serta membantu jurusan.

Akan tetapi, bagi sebagian mahasiswa, terutama mahasiswa baru, sangat mudah dirasuki oleh janji politik para tim sukses dan para calon ini menjelang pemilihan. Padahal, jika sekiranya mereka sadar, tak ada yang abadi dalam politik. Seperti ungkapan yang paling sering terdengar, "tak ada musuh/lawan abadi dalam politik, begitupun dengan tak ada kawan abadi dalam politik." Itu artinya, janji politik yang diucapkan oleh sang calon pada masa kampanye tak bisa terlalu dipercaya apalagi mau dijadikan sebagai bukti untuk dipertanggungjawabkan? Oh..tidak bisa!

Setelah melalui beberapa pengalaman,
M Galang Pratama

AKU DIDATANGI
oleh beberapa orang atau lebih tepatnya beberapa kelompok pada bulan ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, akhir tahun menjadi momen penting di jurusanku, tepatnya bagi lembaga intra mahasiswa di kampusku. 

Sebentar lagi yakni pada 14 Desember 2016 mendatang, pemilihan ketua HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) akan digelar. Beberapa tim sukses jauh sebelum penetapan calon, sudah mewanti-wanti siapa-siapa yang turut menjadi pemilih pada pemilma (pemilihan mahasiswa) nanti. Mahasiswa yang memiliki kapasitas sebagai pemilih sah dalam pemilma mendatang. Tak lain mereka ialah para ketua-ketua tingkat dan sekretaris kelas.

Banyak cara yang dilakukan oleh sang calon atau tim sukses dari calon untuk dapat mencuri simpati dari para pemilik sah suara di pemilma. Mulai dari janji-janji politik untuk menyiapkan kursi jabatan di kepengurusan lembaga sampai pada janji untuk memperbaiki struktur lembaga intra serta membantu jurusan.

Akan tetapi, bagi sebagian mahasiswa, terutama mahasiswa baru, sangat mudah dirasuki oleh janji politik para tim sukses dan para calon ini menjelang pemilihan. Padahal, jika sekiranya mereka sadar, tak ada yang abadi dalam politik. Seperti ungkapan yang paling sering terdengar, "tak ada musuh/lawan abadi dalam politik, begitupun dengan tak ada kawan abadi dalam politik." Itu artinya, janji politik yang diucapkan oleh sang calon pada masa kampanye tak bisa terlalu dipercaya apalagi mau dijadikan sebagai bukti untuk dipertanggungjawabkan? Oh..tidak bisa!

Setelah melalui beberapa pengalaman,
Yang Harus Kamu Tahu dari Mapalasta UINAM
Lihat Detail

Yang Harus Kamu Tahu dari Mapalasta UINAM

M Galang Pratama
Mapalasta menggelar Latihan Fisik (Sumber Foto FB Mapalasta)

Kau pernah memasuki Kampus II UINAM yang terletak di Samata Kab. Gowa? Kalau kau masuk di sana dan menemukan di sore hari banyak mahasiswa yang sedang lari-lari kecil keliling kampus (kebanyakan dari mereka adalah laki-laki) maka kau harus tahu merekalah Komunitas Pecinta Alam UINAM yang sedang melakukan latihan fisik olah tubuh, sebagai salah satu persiapan dari dikdas anggota baru Mapalasta.

MAHASISWA Pecinta Alam Sultan Alauddin (Mapalasta) yang saat ini sedang menggelar pembukaan anggota baru ke XXII, kini memasuki tahap di mana mahasiswa calon anggota baru akan menerima materi kegiatan sebelum turun lapangan (outdoor). Hal itu diungkap oleh Faisal Takwin, Sekretaris Panitia yang ditemui reporter LISH bernama Nursyah Putri (Elsa) di Kafetaria samping Perpustakaan Kampus II UINAM, Samata, Selasa, (8/11/2016) lalu. 

Di sini, saya akan menuliskan beberapa hal yang harus kau tahu dari Mapalasta UINAM melalui wawancara dari seorang reporter muda dari Fakultas Syariah dan Hukum UINAM. Laporan berita ini sebelumnya juga diterbitkan di jurnalish.com, kau bisa tengok laporan berita terkait ini juga di sana.

Dalam wawancara Elsa bersama Faisal Takwin, anggota Mapalasta UINAM, ia mengatakan di penerimaan anggota Mapalasta ke XXII ini mengejutkan banyak pihak dan tentunya mendapat respon yang baik dari kalangan mahasiswa. "Ada kejutan tersendiri yang datang dari berbagai pihak, karena tahun lalu itu pembukaan anggota tidak dilakukan," ujar Faisal Takwin.

Faisal Takwin kemudian berkisah tentang sepak terjang Mapalasta. Mulai dari apa itu Mapalasta sampai pada masalah yang pernah didapatnya. "Mapalasta dulunya adalah salah satu UKM di UIN tapi dibekukan sekitar tahun 2010 karena ada sedikit pergeseran dari birokrasi," kata Takwin "Mapalasta sendiri menjadi adalah wadah bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang ingin berorientasi ke bidang pecinta alam. Di Mapalasta kami memegang ideologi yakni loyalitas, solidaritas dan senioritas yang tentunya akan membuat Mapalasta akan terus eksis baik di luar maupun di dalam UIN Alauddin Makassar."

Pendidikan dasar (dikdas) yang digelar Mapalasta sekarang ini bertujuan untuk mencari generasi baru yang rela berkorban. "Tujuan Mapalasta mengadakan dikdas adalah mencari bibit unggul yang kemudian ke depan dapat mengabdikan dirinya untuk nusa dan bangsa serta kampus." Kegiatan ini berlangsung berkat partisipasi dari para pengurus, panitia dikdas dari angkatan XXI Mapalasta, dan juga senior-senior Mapalasta yang telah turut andil baik dalam hal materi (pembantuan dana dikdas), dan yang lain.

Anggota baru yang mendaftar berasal dari beberapa lingkup Fakultas di UINAM. "Peserta dalam kegiatan ini dari lintas Fakultas akan mengikuti kegiatan dikdas sebagai calon anggota Mapalasta XXII, lanjut Faisal. "Tema yang kami usung adalah 'We will survive' yang artinya kami akan bertahan." Meski Mapalasta tidak punya legalitas di kampus, tapi mereka tetap saja turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kampus. "Kami berusaha akan tetap eksis dengan mengadakan pendiksaran kemudian membuktikan kepada kampus walaupun Mapalasta dibekukan kami akan tetap berpartisipasi dengan kampus."

Sekadar informasi bahwa kegiatan indoor yakni pembekalan materi kepada peserta akan dimulai tanggal 12-18 November 2016, dilanjut turun lapangan atau outdoor tanggal 19-27 November 2016. Sebelum kegiatan turun lapangan, ada kegiatan pembekalan fisik olah tubuh yakni keliling kampus, rapat di basecame Mapalasta, dan pembekalan outdoor di sekitaran basecame Mapalasta yang berlokasi di
M Galang Pratama
Mapalasta menggelar Latihan Fisik (Sumber Foto FB Mapalasta)

Kau pernah memasuki Kampus II UINAM yang terletak di Samata Kab. Gowa? Kalau kau masuk di sana dan menemukan di sore hari banyak mahasiswa yang sedang lari-lari kecil keliling kampus (kebanyakan dari mereka adalah laki-laki) maka kau harus tahu merekalah Komunitas Pecinta Alam UINAM yang sedang melakukan latihan fisik olah tubuh, sebagai salah satu persiapan dari dikdas anggota baru Mapalasta.

MAHASISWA Pecinta Alam Sultan Alauddin (Mapalasta) yang saat ini sedang menggelar pembukaan anggota baru ke XXII, kini memasuki tahap di mana mahasiswa calon anggota baru akan menerima materi kegiatan sebelum turun lapangan (outdoor). Hal itu diungkap oleh Faisal Takwin, Sekretaris Panitia yang ditemui reporter LISH bernama Nursyah Putri (Elsa) di Kafetaria samping Perpustakaan Kampus II UINAM, Samata, Selasa, (8/11/2016) lalu. 

Di sini, saya akan menuliskan beberapa hal yang harus kau tahu dari Mapalasta UINAM melalui wawancara dari seorang reporter muda dari Fakultas Syariah dan Hukum UINAM. Laporan berita ini sebelumnya juga diterbitkan di jurnalish.com, kau bisa tengok laporan berita terkait ini juga di sana.

Dalam wawancara Elsa bersama Faisal Takwin, anggota Mapalasta UINAM, ia mengatakan di penerimaan anggota Mapalasta ke XXII ini mengejutkan banyak pihak dan tentunya mendapat respon yang baik dari kalangan mahasiswa. "Ada kejutan tersendiri yang datang dari berbagai pihak, karena tahun lalu itu pembukaan anggota tidak dilakukan," ujar Faisal Takwin.

Faisal Takwin kemudian berkisah tentang sepak terjang Mapalasta. Mulai dari apa itu Mapalasta sampai pada masalah yang pernah didapatnya. "Mapalasta dulunya adalah salah satu UKM di UIN tapi dibekukan sekitar tahun 2010 karena ada sedikit pergeseran dari birokrasi," kata Takwin "Mapalasta sendiri menjadi adalah wadah bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang ingin berorientasi ke bidang pecinta alam. Di Mapalasta kami memegang ideologi yakni loyalitas, solidaritas dan senioritas yang tentunya akan membuat Mapalasta akan terus eksis baik di luar maupun di dalam UIN Alauddin Makassar."

Pendidikan dasar (dikdas) yang digelar Mapalasta sekarang ini bertujuan untuk mencari generasi baru yang rela berkorban. "Tujuan Mapalasta mengadakan dikdas adalah mencari bibit unggul yang kemudian ke depan dapat mengabdikan dirinya untuk nusa dan bangsa serta kampus." Kegiatan ini berlangsung berkat partisipasi dari para pengurus, panitia dikdas dari angkatan XXI Mapalasta, dan juga senior-senior Mapalasta yang telah turut andil baik dalam hal materi (pembantuan dana dikdas), dan yang lain.

Anggota baru yang mendaftar berasal dari beberapa lingkup Fakultas di UINAM. "Peserta dalam kegiatan ini dari lintas Fakultas akan mengikuti kegiatan dikdas sebagai calon anggota Mapalasta XXII, lanjut Faisal. "Tema yang kami usung adalah 'We will survive' yang artinya kami akan bertahan." Meski Mapalasta tidak punya legalitas di kampus, tapi mereka tetap saja turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kampus. "Kami berusaha akan tetap eksis dengan mengadakan pendiksaran kemudian membuktikan kepada kampus walaupun Mapalasta dibekukan kami akan tetap berpartisipasi dengan kampus."

Sekadar informasi bahwa kegiatan indoor yakni pembekalan materi kepada peserta akan dimulai tanggal 12-18 November 2016, dilanjut turun lapangan atau outdoor tanggal 19-27 November 2016. Sebelum kegiatan turun lapangan, ada kegiatan pembekalan fisik olah tubuh yakni keliling kampus, rapat di basecame Mapalasta, dan pembekalan outdoor di sekitaran basecame Mapalasta yang berlokasi di
M Galang Pratama
Mapalasta menggelar Latihan Fisik (Sumber Foto FB Mapalasta)

Kau pernah memasuki Kampus II UINAM yang terletak di Samata Kab. Gowa? Kalau kau masuk di sana dan menemukan di sore hari banyak mahasiswa yang sedang lari-lari kecil keliling kampus (kebanyakan dari mereka adalah laki-laki) maka kau harus tahu merekalah Komunitas Pecinta Alam UINAM yang sedang melakukan latihan fisik olah tubuh, sebagai salah satu persiapan dari dikdas anggota baru Mapalasta.

MAHASISWA Pecinta Alam Sultan Alauddin (Mapalasta) yang saat ini sedang menggelar pembukaan anggota baru ke XXII, kini memasuki tahap di mana mahasiswa calon anggota baru akan menerima materi kegiatan sebelum turun lapangan (outdoor). Hal itu diungkap oleh Faisal Takwin, Sekretaris Panitia yang ditemui reporter LISH bernama Nursyah Putri (Elsa) di Kafetaria samping Perpustakaan Kampus II UINAM, Samata, Selasa, (8/11/2016) lalu. 

Di sini, saya akan menuliskan beberapa hal yang harus kau tahu dari Mapalasta UINAM melalui wawancara dari seorang reporter muda dari Fakultas Syariah dan Hukum UINAM. Laporan berita ini sebelumnya juga diterbitkan di jurnalish.com, kau bisa tengok laporan berita terkait ini juga di sana.

Dalam wawancara Elsa bersama Faisal Takwin, anggota Mapalasta UINAM, ia mengatakan di penerimaan anggota Mapalasta ke XXII ini mengejutkan banyak pihak dan tentunya mendapat respon yang baik dari kalangan mahasiswa. "Ada kejutan tersendiri yang datang dari berbagai pihak, karena tahun lalu itu pembukaan anggota tidak dilakukan," ujar Faisal Takwin.

Faisal Takwin kemudian berkisah tentang sepak terjang Mapalasta. Mulai dari apa itu Mapalasta sampai pada masalah yang pernah didapatnya. "Mapalasta dulunya adalah salah satu UKM di UIN tapi dibekukan sekitar tahun 2010 karena ada sedikit pergeseran dari birokrasi," kata Takwin "Mapalasta sendiri menjadi adalah wadah bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang ingin berorientasi ke bidang pecinta alam. Di Mapalasta kami memegang ideologi yakni loyalitas, solidaritas dan senioritas yang tentunya akan membuat Mapalasta akan terus eksis baik di luar maupun di dalam UIN Alauddin Makassar."

Pendidikan dasar (dikdas) yang digelar Mapalasta sekarang ini bertujuan untuk mencari generasi baru yang rela berkorban. "Tujuan Mapalasta mengadakan dikdas adalah mencari bibit unggul yang kemudian ke depan dapat mengabdikan dirinya untuk nusa dan bangsa serta kampus." Kegiatan ini berlangsung berkat partisipasi dari para pengurus, panitia dikdas dari angkatan XXI Mapalasta, dan juga senior-senior Mapalasta yang telah turut andil baik dalam hal materi (pembantuan dana dikdas), dan yang lain.

Anggota baru yang mendaftar berasal dari beberapa lingkup Fakultas di UINAM. "Peserta dalam kegiatan ini dari lintas Fakultas akan mengikuti kegiatan dikdas sebagai calon anggota Mapalasta XXII, lanjut Faisal. "Tema yang kami usung adalah 'We will survive' yang artinya kami akan bertahan." Meski Mapalasta tidak punya legalitas di kampus, tapi mereka tetap saja turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kampus. "Kami berusaha akan tetap eksis dengan mengadakan pendiksaran kemudian membuktikan kepada kampus walaupun Mapalasta dibekukan kami akan tetap berpartisipasi dengan kampus."

Sekadar informasi bahwa kegiatan indoor yakni pembekalan materi kepada peserta akan dimulai tanggal 12-18 November 2016, dilanjut turun lapangan atau outdoor tanggal 19-27 November 2016. Sebelum kegiatan turun lapangan, ada kegiatan pembekalan fisik olah tubuh yakni keliling kampus, rapat di basecame Mapalasta, dan pembekalan outdoor di sekitaran basecame Mapalasta yang berlokasi di
M Galang Pratama
Mapalasta menggelar Latihan Fisik (Sumber Foto FB Mapalasta)

Kau pernah memasuki Kampus II UINAM yang terletak di Samata Kab. Gowa? Kalau kau masuk di sana dan menemukan di sore hari banyak mahasiswa yang sedang lari-lari kecil keliling kampus (kebanyakan dari mereka adalah laki-laki) maka kau harus tahu merekalah Komunitas Pecinta Alam UINAM yang sedang melakukan latihan fisik olah tubuh, sebagai salah satu persiapan dari dikdas anggota baru Mapalasta.

MAHASISWA Pecinta Alam Sultan Alauddin (Mapalasta) yang saat ini sedang menggelar pembukaan anggota baru ke XXII, kini memasuki tahap di mana mahasiswa calon anggota baru akan menerima materi kegiatan sebelum turun lapangan (outdoor). Hal itu diungkap oleh Faisal Takwin, Sekretaris Panitia yang ditemui reporter LISH bernama Nursyah Putri (Elsa) di Kafetaria samping Perpustakaan Kampus II UINAM, Samata, Selasa, (8/11/2016) lalu. 

Di sini, saya akan menuliskan beberapa hal yang harus kau tahu dari Mapalasta UINAM melalui wawancara dari seorang reporter muda dari Fakultas Syariah dan Hukum UINAM. Laporan berita ini sebelumnya juga diterbitkan di jurnalish.com, kau bisa tengok laporan berita terkait ini juga di sana.

Dalam wawancara Elsa bersama Faisal Takwin, anggota Mapalasta UINAM, ia mengatakan di penerimaan anggota Mapalasta ke XXII ini mengejutkan banyak pihak dan tentunya mendapat respon yang baik dari kalangan mahasiswa. "Ada kejutan tersendiri yang datang dari berbagai pihak, karena tahun lalu itu pembukaan anggota tidak dilakukan," ujar Faisal Takwin.

Faisal Takwin kemudian berkisah tentang sepak terjang Mapalasta. Mulai dari apa itu Mapalasta sampai pada masalah yang pernah didapatnya. "Mapalasta dulunya adalah salah satu UKM di UIN tapi dibekukan sekitar tahun 2010 karena ada sedikit pergeseran dari birokrasi," kata Takwin "Mapalasta sendiri menjadi adalah wadah bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang ingin berorientasi ke bidang pecinta alam. Di Mapalasta kami memegang ideologi yakni loyalitas, solidaritas dan senioritas yang tentunya akan membuat Mapalasta akan terus eksis baik di luar maupun di dalam UIN Alauddin Makassar."

Pendidikan dasar (dikdas) yang digelar Mapalasta sekarang ini bertujuan untuk mencari generasi baru yang rela berkorban. "Tujuan Mapalasta mengadakan dikdas adalah mencari bibit unggul yang kemudian ke depan dapat mengabdikan dirinya untuk nusa dan bangsa serta kampus." Kegiatan ini berlangsung berkat partisipasi dari para pengurus, panitia dikdas dari angkatan XXI Mapalasta, dan juga senior-senior Mapalasta yang telah turut andil baik dalam hal materi (pembantuan dana dikdas), dan yang lain.

Anggota baru yang mendaftar berasal dari beberapa lingkup Fakultas di UINAM. "Peserta dalam kegiatan ini dari lintas Fakultas akan mengikuti kegiatan dikdas sebagai calon anggota Mapalasta XXII, lanjut Faisal. "Tema yang kami usung adalah 'We will survive' yang artinya kami akan bertahan." Meski Mapalasta tidak punya legalitas di kampus, tapi mereka tetap saja turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang ada di dalam kampus. "Kami berusaha akan tetap eksis dengan mengadakan pendiksaran kemudian membuktikan kepada kampus walaupun Mapalasta dibekukan kami akan tetap berpartisipasi dengan kampus."

Sekadar informasi bahwa kegiatan indoor yakni pembekalan materi kepada peserta akan dimulai tanggal 12-18 November 2016, dilanjut turun lapangan atau outdoor tanggal 19-27 November 2016. Sebelum kegiatan turun lapangan, ada kegiatan pembekalan fisik olah tubuh yakni keliling kampus, rapat di basecame Mapalasta, dan pembekalan outdoor di sekitaran basecame Mapalasta yang berlokasi di
Menjawab Siapa Aktor di Balik Penahanan Dahlan
Lihat Detail

Menjawab Siapa Aktor di Balik Penahanan Dahlan


Dahlan Iskan
Source: avivsyuhada.files.wordpress.com

#SaveDahlanIskan. Akhir-akhir ini, tagar itu buming seketika di pelataran media. Baik media online maupun media cetak. Apa gerangan yang terjadi pada Dahlan Iskan, Menteri BUMN di era SBY itu?

DAHLAN Iskan adalah sosok yang multi-leader. Mampu memimpin banyak perusahaan sekaligus. Dia menjadi komisaris utama lebih dari 50-an koran di Indonesia (Pimpinan Jawa Pos Group). Selain itu dia juga memimpin beberapa Perseroan Terbatas (PT) non media di negeri ini. Lantas dari banyaknya perusahaan yang dikendalikannya tersebut, baru kali ini ada satu Perusahaan, yakni PT Panca Wira Usaha (PWU) yang 'dipermasalahkan' yang kemudian membuat namanya diperiksa Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan pada akhirnya ia pun ditetapkan sebagai tersangka. 

Dahlan ditahan oleh Kejati Jawa Timur pada Kamis malam, 27/10/2016 lalu. Alasan ia ditetapkan tersangka karena Dahlan menjual aset PT. Panca Wira Usaha (PWU) dan oleh karenanya dikatakan negara menjadi rugi puluhan miliar, meski kata “rugi” belum benar-benar diteliti hingga kini. 

Prestise Dahlan Iskan
Banyak yang tak percaya mengapa Dahlan bisa ditahan. Sebab Dahlan dikenal oleh publik sebagai orang yang baik dan cerdas. Dia bukanlah seorang politisi. Karakter asli Dahlan adalah seorang wartawan yang memiliki sikap sederhana dan berjiwa tenang (lihatlah catatan hariannya di momentumdahlan.com, selama dalam penjara dia tetap menulis). Bukan hanya itu, Dahlan adalah pengusaha yang hebat yang tak ingin mengurusi hal keuangan. Sehingga menjadi wajar jika pergerakan Dahlan Iskan dapat memengaruhi hati orang banyak dan tak menutup kemungkinan banyak yang iri padanya -maklumlah ini kan Indonesia, tempat manusia yang banyak iri dan takut disaingi- termasuk dari penguasa politik di Indonesia.

Pilpres 2019
Sebentar lagi arena perpolitikan nasional akan dimulai. Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 sudah digadang gadang dari sekarang. Termasuk calon yang memiliki integritas baik di mata masyarakat. Saat ini sosok orang nomor satu di Indonesia sedang dicari. Beberapa isu disebar demi mengantar pikiran publik ke arah nama calon. Baik isu yang membawa kebaikan bagi seorang tokoh (dinaikkan citra positifnya) maupun yang membawa keburukan bagi seorang tokoh (menurunkan popularitasnya). 

Di sinilah peran media banyak berperan. Yang kemudian membawa nama Dahlan mencuat ke publik. Orang orang semakin prihatin pada Dahlan, bahkan seorang tokoh yang seharusnya tak punya kepentingan bicara pun kini harus bicara. Seperti halnya Wakil Presiden Jusuf Kalla. Yang saat ini harus bersuara pada kasus Dahlan.

Meski sebenarnya menurut Montesquieu (1689-1755) magnum opusnya, Spirits of the Laws yang dipublikasikan pada 1748 mengatakan bahwa negara dibagi ke dalam tiga kekuasaan: Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Seperti itulah sistem yang diterapkan di Indonesia. Kalangan hukum menyebutnya trias politica. Dan pada masalah ini seharusnya Eksekutif (Wakil Presiden) tak boleh memasuki ranah Yudikatif. Ya, yang bisa memutuskan apakah Dahlan benar bersalah atau tidak adalah Yudikatif (yang mengadili bila terjadi pelanggaran atas undang-undang).

Masalah Dahlan adalah masalah Indonesia. Publik wajar bertanya. Apalagi sosok Dahlan telah dikenal luas hingga ke telinga rakyat jelata. Yang hidup di pinggiran rel kereta, atau di sekitar sungai di Jakarta. Namun di antara banyaknya orang yang menyukai Dahlan, ada juga pihak yang tak suka padanya. 

Media pun dengan bebas mempublikasikan opini-opini publik tentang siapa di balik penahanan Dahlan. Bahkan media telah menjadi realitas ke dua yang memengaruhi pola pikir masyarakat. Masyarakat yang tak paham pada kasus ini, akan dibawa pada realitas palsu yang sudah sedemikian rupa diolah. Maka dimunculkanlah kasus korupsi. Kasus korupsi adalah upaya paling tepat untuk menjatuhkan popularitas seseorang. Sebab hampir seluruh pimpinan yang berkuasa di negara ini tak akan bisa lepas dari lingkar kasus tersebut. 

Pertanggungjawaban Korporasi
Membaca salah satu kolom opini tempo.co edisi 30/10/2016 menyebutkan bahwa Dahlan 'tergelincir aksi korporasi'. Ya, jelaslah memang kita bisa mengatakan bahwa bukan Dahlan yang melakukan korupsi. Tapi, dalam pertanggungjawaban korporasi dalam Pasal 46 UU No. 23 Tahun 1997 yang paling bertanggungjawab dari masalah korporasi adalah pimpinan perusahaan.

Di sini, Dahlan telah bertanggungjawab dari kesalahan yang dilakukan anggotanya. Dan pada kasus PT PWU ini, ada 'anak buah', begitu Dahlan bilang, yang membuat dokumen penjualan aset dan menyuruh agar Dahlan menandatangani dokumen itu. Sehingga kemudian dokumen itu bermasalah, dan Dahlan-lah yang dipanggil sebagai penanggungjawab dari masalah perusahaan tersebut. Inilah bentuk konsekuensi memimpin. 

Penulis setuju dengan pernyataan Dikdik Somantri (Mahasiswa Unpad, Bandung). Ia berbicara tentang seorang Guru Besar di kampus itu yang menulis bukunya tentang gaya pemimpin di Indonesia. Buku yang dicetak terbatas di Universitas Padjadjaran, Bandung sekitar tahun 2004 itu seketika membuat geger seisi kampus. Guru besar itu menulis, untuk menjadi penguasa di negeri ini kita harus meniru gaya berenang katak. Apa itu gaya berenang katak? Yaitu hormat pada atasan, sikut kawan kanan kiri, dan injak bawahan. Perhatikanlah gaya berenang katak.

Jadi, menjawab siapa aktor di balik penahanan Dahlan, akan lebih tepat jika kita serahkan saja pada lembaga Yudikatif yang punya wewenang menentukannya. Demikian saja.


*Tulisan ini dimuat di Rubrik Opini Harian FAJAR edisi 11/11/2016 dengan judul Menjawab Siapa Aktor di Balik Kasus Dahlan

Opini Harian FAJAR, 11/11/16



Dahlan Iskan
Source: avivsyuhada.files.wordpress.com

#SaveDahlanIskan. Akhir-akhir ini, tagar itu buming seketika di pelataran media. Baik media online maupun media cetak. Apa gerangan yang terjadi pada Dahlan Iskan, Menteri BUMN di era SBY itu?

DAHLAN Iskan adalah sosok yang multi-leader. Mampu memimpin banyak perusahaan sekaligus. Dia menjadi komisaris utama lebih dari 50-an koran di Indonesia (Pimpinan Jawa Pos Group). Selain itu dia juga memimpin beberapa Perseroan Terbatas (PT) non media di negeri ini. Lantas dari banyaknya perusahaan yang dikendalikannya tersebut, baru kali ini ada satu Perusahaan, yakni PT Panca Wira Usaha (PWU) yang 'dipermasalahkan' yang kemudian membuat namanya diperiksa Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan pada akhirnya ia pun ditetapkan sebagai tersangka. 

Dahlan ditahan oleh Kejati Jawa Timur pada Kamis malam, 27/10/2016 lalu. Alasan ia ditetapkan tersangka karena Dahlan menjual aset PT. Panca Wira Usaha (PWU) dan oleh karenanya dikatakan negara menjadi rugi puluhan miliar, meski kata “rugi” belum benar-benar diteliti hingga kini. 

Prestise Dahlan Iskan
Banyak yang tak percaya mengapa Dahlan bisa ditahan. Sebab Dahlan dikenal oleh publik sebagai orang yang baik dan cerdas. Dia bukanlah seorang politisi. Karakter asli Dahlan adalah seorang wartawan yang memiliki sikap sederhana dan berjiwa tenang (lihatlah catatan hariannya di momentumdahlan.com, selama dalam penjara dia tetap menulis). Bukan hanya itu, Dahlan adalah pengusaha yang hebat yang tak ingin mengurusi hal keuangan. Sehingga menjadi wajar jika pergerakan Dahlan Iskan dapat memengaruhi hati orang banyak dan tak menutup kemungkinan banyak yang iri padanya -maklumlah ini kan Indonesia, tempat manusia yang banyak iri dan takut disaingi- termasuk dari penguasa politik di Indonesia.

Pilpres 2019
Sebentar lagi arena perpolitikan nasional akan dimulai. Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 sudah digadang gadang dari sekarang. Termasuk calon yang memiliki integritas baik di mata masyarakat. Saat ini sosok orang nomor satu di Indonesia sedang dicari. Beberapa isu disebar demi mengantar pikiran publik ke arah nama calon. Baik isu yang membawa kebaikan bagi seorang tokoh (dinaikkan citra positifnya) maupun yang membawa keburukan bagi seorang tokoh (menurunkan popularitasnya). 

Di sinilah peran media banyak berperan. Yang kemudian membawa nama Dahlan mencuat ke publik. Orang orang semakin prihatin pada Dahlan, bahkan seorang tokoh yang seharusnya tak punya kepentingan bicara pun kini harus bicara. Seperti halnya Wakil Presiden Jusuf Kalla. Yang saat ini harus bersuara pada kasus Dahlan.

Meski sebenarnya menurut Montesquieu (1689-1755) magnum opusnya, Spirits of the Laws yang dipublikasikan pada 1748 mengatakan bahwa negara dibagi ke dalam tiga kekuasaan: Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Seperti itulah sistem yang diterapkan di Indonesia. Kalangan hukum menyebutnya trias politica. Dan pada masalah ini seharusnya Eksekutif (Wakil Presiden) tak boleh memasuki ranah Yudikatif. Ya, yang bisa memutuskan apakah Dahlan benar bersalah atau tidak adalah Yudikatif (yang mengadili bila terjadi pelanggaran atas undang-undang).

Masalah Dahlan adalah masalah Indonesia. Publik wajar bertanya. Apalagi sosok Dahlan telah dikenal luas hingga ke telinga rakyat jelata. Yang hidup di pinggiran rel kereta, atau di sekitar sungai di Jakarta. Namun di antara banyaknya orang yang menyukai Dahlan, ada juga pihak yang tak suka padanya. 

Media pun dengan bebas mempublikasikan opini-opini publik tentang siapa di balik penahanan Dahlan. Bahkan media telah menjadi realitas ke dua yang memengaruhi pola pikir masyarakat. Masyarakat yang tak paham pada kasus ini, akan dibawa pada realitas palsu yang sudah sedemikian rupa diolah. Maka dimunculkanlah kasus korupsi. Kasus korupsi adalah upaya paling tepat untuk menjatuhkan popularitas seseorang. Sebab hampir seluruh pimpinan yang berkuasa di negara ini tak akan bisa lepas dari lingkar kasus tersebut. 

Pertanggungjawaban Korporasi
Membaca salah satu kolom opini tempo.co edisi 30/10/2016 menyebutkan bahwa Dahlan 'tergelincir aksi korporasi'. Ya, jelaslah memang kita bisa mengatakan bahwa bukan Dahlan yang melakukan korupsi. Tapi, dalam pertanggungjawaban korporasi dalam Pasal 46 UU No. 23 Tahun 1997 yang paling bertanggungjawab dari masalah korporasi adalah pimpinan perusahaan.

Di sini, Dahlan telah bertanggungjawab dari kesalahan yang dilakukan anggotanya. Dan pada kasus PT PWU ini, ada 'anak buah', begitu Dahlan bilang, yang membuat dokumen penjualan aset dan menyuruh agar Dahlan menandatangani dokumen itu. Sehingga kemudian dokumen itu bermasalah, dan Dahlan-lah yang dipanggil sebagai penanggungjawab dari masalah perusahaan tersebut. Inilah bentuk konsekuensi memimpin. 

Penulis setuju dengan pernyataan Dikdik Somantri (Mahasiswa Unpad, Bandung). Ia berbicara tentang seorang Guru Besar di kampus itu yang menulis bukunya tentang gaya pemimpin di Indonesia. Buku yang dicetak terbatas di Universitas Padjadjaran, Bandung sekitar tahun 2004 itu seketika membuat geger seisi kampus. Guru besar itu menulis, untuk menjadi penguasa di negeri ini kita harus meniru gaya berenang katak. Apa itu gaya berenang katak? Yaitu hormat pada atasan, sikut kawan kanan kiri, dan injak bawahan. Perhatikanlah gaya berenang katak.

Jadi, menjawab siapa aktor di balik penahanan Dahlan, akan lebih tepat jika kita serahkan saja pada lembaga Yudikatif yang punya wewenang menentukannya. Demikian saja.


*Tulisan ini dimuat di Rubrik Opini Harian FAJAR edisi 11/11/2016 dengan judul Menjawab Siapa Aktor di Balik Kasus Dahlan

Opini Harian FAJAR, 11/11/16



Dahlan Iskan
Source: avivsyuhada.files.wordpress.com

#SaveDahlanIskan. Akhir-akhir ini, tagar itu buming seketika di pelataran media. Baik media online maupun media cetak. Apa gerangan yang terjadi pada Dahlan Iskan, Menteri BUMN di era SBY itu?

DAHLAN Iskan adalah sosok yang multi-leader. Mampu memimpin banyak perusahaan sekaligus. Dia menjadi komisaris utama lebih dari 50-an koran di Indonesia (Pimpinan Jawa Pos Group). Selain itu dia juga memimpin beberapa Perseroan Terbatas (PT) non media di negeri ini. Lantas dari banyaknya perusahaan yang dikendalikannya tersebut, baru kali ini ada satu Perusahaan, yakni PT Panca Wira Usaha (PWU) yang 'dipermasalahkan' yang kemudian membuat namanya diperiksa Kejaksaan Tinggi Jawa Timur dan pada akhirnya ia pun ditetapkan sebagai tersangka. 

Dahlan ditahan oleh Kejati Jawa Timur pada Kamis malam, 27/10/2016 lalu. Alasan ia ditetapkan tersangka karena Dahlan menjual aset PT. Panca Wira Usaha (PWU) dan oleh karenanya dikatakan negara menjadi rugi puluhan miliar, meski kata “rugi” belum benar-benar diteliti hingga kini. 

Prestise Dahlan Iskan
Banyak yang tak percaya mengapa Dahlan bisa ditahan. Sebab Dahlan dikenal oleh publik sebagai orang yang baik dan cerdas. Dia bukanlah seorang politisi. Karakter asli Dahlan adalah seorang wartawan yang memiliki sikap sederhana dan berjiwa tenang (lihatlah catatan hariannya di momentumdahlan.com, selama dalam penjara dia tetap menulis). Bukan hanya itu, Dahlan adalah pengusaha yang hebat yang tak ingin mengurusi hal keuangan. Sehingga menjadi wajar jika pergerakan Dahlan Iskan dapat memengaruhi hati orang banyak dan tak menutup kemungkinan banyak yang iri padanya -maklumlah ini kan Indonesia, tempat manusia yang banyak iri dan takut disaingi- termasuk dari penguasa politik di Indonesia.

Pilpres 2019
Sebentar lagi arena perpolitikan nasional akan dimulai. Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 sudah digadang gadang dari sekarang. Termasuk calon yang memiliki integritas baik di mata masyarakat. Saat ini sosok orang nomor satu di Indonesia sedang dicari. Beberapa isu disebar demi mengantar pikiran publik ke arah nama calon. Baik isu yang membawa kebaikan bagi seorang tokoh (dinaikkan citra positifnya) maupun yang membawa keburukan bagi seorang tokoh (menurunkan popularitasnya). 

Di sinilah peran media banyak berperan. Yang kemudian membawa nama Dahlan mencuat ke publik. Orang orang semakin prihatin pada Dahlan, bahkan seorang tokoh yang seharusnya tak punya kepentingan bicara pun kini harus bicara. Seperti halnya Wakil Presiden Jusuf Kalla. Yang saat ini harus bersuara pada kasus Dahlan.

Meski sebenarnya menurut Montesquieu (1689-1755) magnum opusnya, Spirits of the Laws yang dipublikasikan pada 1748 mengatakan bahwa negara dibagi ke dalam tiga kekuasaan: Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Seperti itulah sistem yang diterapkan di Indonesia. Kalangan hukum menyebutnya trias politica. Dan pada masalah ini seharusnya Eksekutif (Wakil Presiden) tak boleh memasuki ranah Yudikatif. Ya, yang bisa memutuskan apakah Dahlan benar bersalah atau tidak adalah Yudikatif (yang mengadili bila terjadi pelanggaran atas undang-undang).

Masalah Dahlan adalah masalah Indonesia. Publik wajar bertanya. Apalagi sosok Dahlan telah dikenal luas hingga ke telinga rakyat jelata. Yang hidup di pinggiran rel kereta, atau di sekitar sungai di Jakarta. Namun di antara banyaknya orang yang menyukai Dahlan, ada juga pihak yang tak suka padanya. 

Media pun dengan bebas mempublikasikan opini-opini publik tentang siapa di balik penahanan Dahlan. Bahkan media telah menjadi realitas ke dua yang memengaruhi pola pikir masyarakat. Masyarakat yang tak paham pada kasus ini, akan dibawa pada realitas palsu yang sudah sedemikian rupa diolah. Maka dimunculkanlah kasus korupsi. Kasus korupsi adalah upaya paling tepat untuk menjatuhkan popularitas seseorang. Sebab hampir seluruh pimpinan yang berkuasa di negara ini tak akan bisa lepas dari lingkar kasus tersebut. 

Pertanggungjawaban Korporasi
Membaca salah satu kolom opini tempo.co edisi 30/10/2016 menyebutkan bahwa Dahlan 'tergelincir aksi korporasi'. Ya, jelaslah memang kita bisa mengatakan bahwa bukan Dahlan yang melakukan korupsi. Tapi, dalam pertanggungjawaban korporasi dalam Pasal 46 UU No. 23 Tahun 1997 yang paling bertanggungjawab dari masalah korporasi adalah pimpinan perusahaan.

Di sini, Dahlan telah bertanggungjawab dari kesalahan yang dilakukan anggotanya. Dan pada kasus PT PWU ini, ada 'anak buah', begitu Dahlan bilang, yang membuat dokumen penjualan aset dan menyuruh agar Dahlan menandatangani dokumen itu. Sehingga kemudian dokumen itu bermasalah, dan Dahlan-lah yang dipanggil sebagai penanggungjawab dari masalah perusahaan tersebut. Inilah bentuk konsekuensi memimpin. 

Penulis setuju dengan pernyataan Dikdik Somantri (Mahasiswa Unpad, Bandung). Ia berbicara tentang seorang Guru Besar di kampus itu yang menulis bukunya tentang gaya pemimpin di Indonesia. Buku yang dicetak terbatas di Universitas Padjadjaran, Bandung sekitar tahun 2004 itu seketika membuat geger seisi kampus. Guru besar itu menulis, untuk menjadi penguasa di negeri ini kita harus meniru gaya berenang katak. Apa itu gaya berenang katak? Yaitu hormat pada atasan, sikut kawan kanan kiri, dan injak bawahan. Perhatikanlah gaya berenang katak.

Jadi, menjawab siapa aktor di balik penahanan Dahlan, akan lebih tepat jika kita serahkan saja pada lembaga Yudikatif yang punya wewenang menentukannya. Demikian saja.


*Tulisan ini dimuat di Rubrik Opini Harian FAJAR edisi 11/11/2016 dengan judul Menjawab Siapa Aktor di Balik Kasus Dahlan

Opini Harian FAJAR, 11/11/16


Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI
Lihat Detail

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995






LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995






LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995






LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995






LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995






LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995






LOMBA KARYA TULIS POPULER MAHASISWA (KTM)

Semen Tonasa Selalu di Hati, Semen Tonasa Membangun KTI



Muh. Galang Pratama


  
Oleh:
MUH. GALANG PRATAMA
UIN Alauddin Makassar
mgalangpratama95@gmail.com
0853-4380-1995

------


KITA bisa melihat bagaimana gedung-gedung ditinggikan. Bangunan-bangunan pencakar langit tak henti-hentinya tumbuh dari satu wilayah ke wilayah yang lain. Dan mata kita hanya bisa menyaksikan sendiri wajah besar berubah di negara tercinta kita, Indonesia. Akan tetapi, jika membandingkan pembangunan infrastruktur antara barat dan timur, maka kita menemukan adanya disparitas. Adanya ketimpangan yang kemudian menjadi penyebab ketidakmerataan pembangunan. Maka hal ini perlu jalan keluar.  Salah satunya ialah dengan mengejar ketertinggalan itu dengan cara mempercepat pengembangan infrastruktur di wilayah timur atau kita bisa menyebutnya sebagai fokus pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI). 

       Pemerintah saat ini menginginkan agar Indonesia punya daya saing dengan membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya. Sosok pemimpin bangsa, Jokowi-Jusuf Kalla adalah representasi dari dua wilayah besar di Indonesia. Jokowi representasi dari wilayah Barat dan wakilnya Jusuf Kalla adalah wilayah Timur. Sehingga dengan hadirnya persamaan persepsi antara ke duanya, maka arah pembangunan ke depan diharapkan dapat berjalan seimbang. Ketertinggalan wilayah timur akan digenjot. Jusuf Kalla telah menjanjikan hal itu, bahwa dana Rp 300 Triliun – Rp 400 triliun akan dipakai di bidang konstruksi.
                  
        Jika pemerintah telah menyatakan rencana demikian, maka pembangunan di kawasan timur Indonesia mesti selalu digaungkan. Kawasan Timur Indonesia, merupakan kawasan yang sangat potensial. Maka di sinilah peran perusahaan yang bergerak dalam pembangunan. Ketika proyek-proyek infrastruktur sudah tumbuh di Kawasan Timur Indonesia, maka secara otomatis permintaan semen, sebagai bahan utama dalam pembangunan, akan meningkat tajam.
               
        Semen yang akan dipakai tentunya semen yang telah melalui uji standarisasi sehingga bisa menghasilkan produk unggul yang kemudian dapat menunjang infrastruktur yang berkualitas di kawasan ini. Tahun 1968 menjadi tahun sejarah bagi PT Semen Tonasa dalam menorehkan kiprahnya mendukung pembangunan infrastruktur setelah didirikan sesuai TAP MPRS No II/MPRS/1960 dengan kepemilikan saham 100 persen pemerintah. Fokus pada pembangunan di Indonesia bagian timur, PT Semen Tonasa (Persero) telah memperlihatkan buktinya. Sampai saat ini, PT Semen Tonasa telah ikut berkontribusi besar dalam membangun infrastruktur di Kawasan Timur Indonesia dengan menghadirkan berbagai bentuk produksi yang memiliki kualitas tinggi. 

        Dengan hasil penjualan yang meningkat dari tahun ke tahun, menunjukkan bukti bahwa semen tonasa sudah berada di hati masyarakat. Sehingga, konsumen pun sudah memercayakan, bahan baku dalam pembangunannya menggunakan semen tonasa. Selanjutnya, menjadi penting bagi penulis untuk menjelaskan kualitas yang dimiliki oleh PT Semen Tonasa sebagai pemegang pangsa pasar terbesar di KTI.
                  
         Dengan lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar, PT Semen Tonasa menjadi strategis dalam memenuhi kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu Pabrik Tonasa II, Pabrik Tonasa III, Pabrik Tonasa IV dan Pabrik Tonasa V. Keempat unit pabrik tersebut menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton semen pertahun untuk Unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk Unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk Unit V.
  
          Selain itu, perseroan ini didukung oleh jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon dengan kapasitas masing-masing 300.000 ton semen per tahun serta di Makassar, Bali dan Samarinda dengan kapasitas masing-masing 600.000 ton semen per tahun, dan di Pontianak dengan kapasitas 150.000 ton semen per tahun.

        Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar terhadap pencapaian laba perusahaan adalah utilitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x25 MW yang berlokasi di Desa Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi pabrik.

         Bukan hanya itu, sistem perencanaan dan manajemen yang dibangun oleh perseroan telah melahirkan berbagai macam program yang turut membantu pemerintah dan masyarakat. Sebut saja program Go Green, yakni sebuah program yang dijalankan sejak 2013 silam, untuk menurunkan emisi gas CO2 di unit pabrik. Ini merupakan sebuah implementasi dari CDM (Clean Development Mechanism) yang berpusat pada reduksi emisi CO2 dengan pengoptimalan penggunaan bahan bakar alternatif dan mengurangi pemakaian batubara. Sehingga kita pun yakin, berkat usaha itu, perseroan meraih Certified Emission Reduction (CER). Oleh karenya, memang bukan hanya kualitas produk yang dihasilkan oleh perseroan ini, tetapi juga produksi ramah lingkungan yang sejatinya dibutuhkan oleh banyak orang karena secara langsung akan memberikan dampak pada lingkungan.

        Demi mewujudkan pembangunan infrastruktur berkualitas, PT Semen Tonasa menurunkan semen unggulannya yaitu, Semen Portland Tipe I (OPC). Semen Portland Tipe I yaitu semen hidrolis yang dibuat dengan menggiling terak dan gipsum. Semen Portland Tipe I produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI 15-2049-2004 Jenis I dan ASTM C150-2004 Tipe I. Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus), seperti bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako, paving block, buis beton, roster dan lain-lain.

         Kedua, Semen Portland Komposit (PCC). Semen Portland Komposit adalah bahan peningkat hidrolis hasil penggilingan bersama terak semen Portland dan gipsum dengan satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk bahan anorganik lain. Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini diperuntukkan untuk kontruksi beton umum, pasangan batu bata, pelesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen bangunan khusus seperti beton pra cetak, beton pra tekan, panel beton, batabeton (paving block) dan sebagainya.
  
        Sedangkan yang ketiga, Semen Portland Pozzolan (PPC). Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari campuran homogen antara semen Portland dan pozzolan halus, yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan pozzolan bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk Semen Portland dan pozzolan atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozzoland 15-40% massa Semen Portland Pozzolan. Semen jenis ini ideal untuk bangunan bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa seperti pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan di daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan penampungan air.

         PT Semen Tonasa sudah banyak mengembangkan sayapnya dalam mengaplikasikan program-program dalam mewujudkan Corporate Social Responsibility (CSR). Baru-baru ini, Program Kemitraan CSR PT Semen Tonasa menggelontorkan dana pinjaman bagi program kemitraan UKM Tahap IV tahun 2016 berjumlah Rp 1.545.000.000 dengan rincian, Ring I sebanyak 26 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 613.000.000,- dan Ring II sebanyak 39 unit usaha dengan nilai pinjaman sebesar Rp 932.000.000,-. Masing-masing dari dana itu ditujukan kepada beberapa sektor usaha di antaranya usaha perdagangan, industri, perikanan, jasa, peternakan dan koperasi.

         Total penyaluran sampai September 2016 termasuk sampai tahap IV telah disalurkan dana program kemitraan sebesar 7.429.000.000,- untuk 316 unit UKM atau 58,49% dari RKA tahun 2016. Dikarenakan dana bergulir tersebut bersifat pinjaman kredit lunak yang memudahkan masyarakat karena suku bunga hanya 6% pertahun, sehingga Direktur Keuangan PT Semen Tonasa, Subhan, SE mengharapkan kepada para mitra binaan yang mendapatkan dana pinjaman agar peruntukan dana tersebut bisa benar-benar dimanfaatkan.

       Selain program bantuan UKM, ada juga program lain seperti program karyawan tonasa mengajar, program pembangunan masjid, penyerahan hewan kurban, dan lain-lain. Sehingga pantas karena berkat kepedulian PT Semen Tonasa melalui bidang Corporate Social Responsibility (CSR), baru-baru ini tanggal 25 Agustus 2016, PT Semen Tonasa meraih penghargaan sebagai Social Bussiness Innovation Company 2016 Category Cement Industry, dan Ir. Andi Unggul Attas, MBA mendapatkan penghargaan sebagai Best Green CEO 2016 Special Mention In Cement Industry yang diserahkan oleh Dr. Fadel Muhammad Founder Majalah Warta Ekonomi pada malam penganugerahan penghargaan Social Business Innovation Award dan Green CEO Award yang digelar oleh Majalah Warta Ekonomi yang merupakan salah satu perusahaan Majalah perspektif bisnis dan ekonomi terkemuka di Indonesia.

         Innovation Business Award 2016 tersebut merupakan salah satu wujud tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan, bukan hanya sebagai konsekuensi atas kegiatan operasionalnya tetapi sebagai upaya-upaya yang bertujuan meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan dalam jangka panjang dan juga berhasil menerapkan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR).

         Selain karena perseroan mampu meraih penghargaan dari tahun ke tahun, konsistensi perseroan dalam menghasilkan produk unggul menjadi poin utama dalam menghadapi persaingan saat ini. Selain meraih berbagai penghargaan, perseroan juga telah mempertahankan sertifikasi yang telah dilekatkan pada PT Semen Tonasa yang berasal dari beberapa kriteria, yaitu Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Mutu - SMM (QMS ISO 9001:2008), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3:1996), ISPS CODE (International Code for the Security of Ships and Port Facilities), OHSAS 18001:2007 (Occupational Health & Safety Assessment Series), System Manajemen Laboraturium (ISO/ IEC 17025;2005) dan Sistem Manajemen Terintegrasi (Integrated Management System-IMS).

        Dengan berbagai penghargaan dan sertifikat serta upaya sosial yang dilakukan oleh perseroan, maka kepercayaan masyarakat untuk tetap menggunakan produk dari Semen Tonasa menjadi semakin kuat. Sehingga, pembangunan infrastruktur yang berkualitas akan segera tercapai di Kawasan Timur Indonesia. Sehingga ironi bahwa Kawasan Timur Indonesia masih ketinggalan dalam hal pembangunan infrastruktur akan terbantahkan.
          
         Kita pun mengharapkan dengan kerjasama yang terus dibangun antara produsen dan konsumen, dalam arti ikatan PT Semen Tonasa dengan masyarakat mampu menghadirkan proyek -bangunan yang bukan hanya besar tetapi juga kokoh, sekokoh tagline dari perseroan: Kokoh, Kuat dan Terpercaya. Semoga target pertumbuhan mulai dari penjualan sampai laba bersih sekitar 5 - 5,5 % untuk tahun ini bisa tercapai, sehingga jika itu tercapai maka perseroan berpotensi mencatatkan penjualan senilai Rp5,8 triliun pada tahun ini. Dan pos laba bersih, Semen Tonasa berpotensi meraih Rp586 Miliar di tahun ini,  yang artinya meningkat dari capaian tahun lalu Rp556 Miliar. Sukses selalu PT Semen Tonasa. Semoga Tonasa Selalu di Hati, Karena Tonasa Membangun KTI. Selamat Ulang Tahun ke-48. Semoga! (*)

---


Sumber Bacaan

http://www.antarasulsel.com

http://www.cnnindonesia.com

http://industri.bisnis.com

http://www.sementonasa.co.id


_

Muh. Galang Pratama, Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar, Semester VII. Tinggal di Jl. Dahlia No 17 Batangkaluku-Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulsel (Kode Pos 92111).
E-mail : mgalangpratama95@gmail.com, No HP 0853-4380-1995




GIMM, Rahim Generasi Literasi
Lihat Detail

GIMM, Rahim Generasi Literasi

Harian Fajar, 13 Oktober 2016

Jika Anda tidak dapat terbang, maka larilah. Jika Anda tidak dapat berlari, maka berjalanlah. Jika Anda tidak dapat berjalan, maka merangkaklah. Tetapi apapun yang Anda lakukan, Anda harus tetap bergerak ke depan.
 (Martin Luther King Jr.)

GERAKAN Indonesia Membaca-Menulis atau yang disingkat GIMM telah mengaplikasikan kalimat di atas. Walaupun banyak kendala menghadang, namun gerakan ini tak pernah mati suri. Gerakan yang dipelopori pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan mengingatkan kepada kita akan pentingnya perubahan yang diawali dari sebuah gerakan. Gerakan yang selalu membawa perubahan untuk tetap bergerak ke depan.

Badan Balai Bahasa Provinsi di seluruh Indonesia, rupaya sudah melancarkan aksinya dalam rangka memahamkan kepada masyarakat akan pentingnya budaya literasi. Budaya literasi atau budaya tulis-menulis, sejatinya memang harus selalu disebarkan ke masyarakat. Mengingat dasar utama ilmu pengetahuan adalah membaca.

Selain itu, Balai Bahasa sudah tentu mengaplikasikan beberapa tuntutan aturan di antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia.

Predikat ‘Nol Buku’

Predikat sebagai Negara buta aksara terbesar memang masih tersemat oleh negara ini. Bayangkan saja, data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 persen. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan bagi semua kalangan.

Jika kita ingin menarik simpulan dari kegiatan membaca dan menulis, maka kegiatan yang lebih dulu harus dilakukan adalah membaca. Membaca adalah asal dari pengetahuan itu bermula. Namun, jangan lupa di sela-sela membaca, kita seharusnya menuntut diri dengan tekad kuat untuk menuliskan apa yang telah dibaca. Itulah asal mula dari menulis, menuliskan apa yang sudah dibaca. Menurut Stephen King, membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh penulis.

Anda pasti mengenal Taufik Ismail. Beliau seorang dokter hewan, namun kepiawaiannya dalam menulis tak bisa dipandang sebelah mata. Di angkatan kepenyairannya di negeri ini, melalui karya karyanya terutama puisi, telah membawa namanya sekaligus mengharumkan bangsa ini hingga ke mancanegara.

Ia pernah bilang begini. Semestinya hanya ada dua yang mesti diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah. Yakni menulis, menulis menulis, dan membaca, membaca, membaca.

Dialah yang melalui penanya menciptakan ungkapan “tragedi nol buku” yang disematkan untuk bangsa ini. Ia membandingkan persoalan membaca buku di negara-negara lain. Hasilnya ia mendapatkan rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.

Kata ‘nol buku’ rasa rasanya sangat memukul generasi muda bangsa ini. Begitu rendahnyakah kualitas baca di negeri ini? Kualitas menulis apalagi? Membaca dan menulis tentu dua hal yang saling berhubungan. Tak bisa dipisahkan begitu saja. Setiap penulis senantiasa haus akan bacaan. Tulisan yang baik akan didahului dengan bacaan yang baik pula.

Kita pasti sudah tahu apa maksud dari pernyataan tersebut. Sebab boleh dibilang, guru Bahasa Indonesia kita sejak SD, SMP, SMA dan mungkin hingga di Perguruan Tinggi, hanya mengajarkan teori-teori kebahasaan semata. Padahal yang utama dari itu semua adalah pengaplikasiannya.

Telah lama kita mengenal dan mempelajari teori menulis, namun apa hasilnya? Anak didik tak diajar menulis sebebas bebasnya. Pelajar hanya dibatasi dengan teori. Padahal, dalam menulis penting adanya imajinasi. Bukankah imajinasi seseorang itu berbeda-beda dan tak bisa dibatasi?


GIMM

Perhatian pemerintah melalui Badan Balai Bahasa sepertinya patut diapresiasi. Untuk Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Gerakan Indonesia Membaca-Menulis (GIMM) se-Kota Makassar ini dilaksanakan pada hari Senin-Rabu (10-12 Oktober 2016) di Hotel Aerotel Smile Makassar.

Diikuti sebanyak 250 peserta yang berbagai kalangan mulai dari siswa, mahasiswa hingga guru. Dalam kegiatan ini, terselip juga berbagai kegiatan lomba untuk memacu semangat menulis para peserta. Di antaranya lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) di tingkat Guru, lomba menulis Esai tingkat Mahasiswa dan lomba Penulisan Cerita Rakyat di tingkat siswa.

Di hari terakhir, akan dipilih 10 peserta terbaik dari masing-masing bidang untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya. Setelah itu akan ditentukan enam peserta untuk mendapat juara I sampai juara III dan harapan I sampai harapan III, masing-masing dari bidang akan diambil dua orang untuk mewakili ke tingkat nasional.

Semoga GIMM benar-benar bisa menjadi rahim bagi generasi literasi di Indonesia. Sehingga output dari kegiatan ini minimal mampu melahirkan penulis-penulis berbakat dan juga pembaca-pembaca yang dapat menularkan virus membacanya kepada masyarakat di sekitarnya. Bukankah pepatah Cina mengatakan, “perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama?” Terima kasih telah mengundang penulis menjadi satu bagian dari proses literasi ini. Semoga!


*Tulisan ini diterbitkan pertama kali di Rubrik Opini Harian Fajar Makassar, 13 Oktober 2016
Via Fajar online sila klik ini.
Harian Fajar, 13 Oktober 2016

Jika Anda tidak dapat terbang, maka larilah. Jika Anda tidak dapat berlari, maka berjalanlah. Jika Anda tidak dapat berjalan, maka merangkaklah. Tetapi apapun yang Anda lakukan, Anda harus tetap bergerak ke depan.
 (Martin Luther King Jr.)

GERAKAN Indonesia Membaca-Menulis atau yang disingkat GIMM telah mengaplikasikan kalimat di atas. Walaupun banyak kendala menghadang, namun gerakan ini tak pernah mati suri. Gerakan yang dipelopori pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan mengingatkan kepada kita akan pentingnya perubahan yang diawali dari sebuah gerakan. Gerakan yang selalu membawa perubahan untuk tetap bergerak ke depan.

Badan Balai Bahasa Provinsi di seluruh Indonesia, rupaya sudah melancarkan aksinya dalam rangka memahamkan kepada masyarakat akan pentingnya budaya literasi. Budaya literasi atau budaya tulis-menulis, sejatinya memang harus selalu disebarkan ke masyarakat. Mengingat dasar utama ilmu pengetahuan adalah membaca.

Selain itu, Balai Bahasa sudah tentu mengaplikasikan beberapa tuntutan aturan di antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia.

Predikat ‘Nol Buku’

Predikat sebagai Negara buta aksara terbesar memang masih tersemat oleh negara ini. Bayangkan saja, data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 persen. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan bagi semua kalangan.

Jika kita ingin menarik simpulan dari kegiatan membaca dan menulis, maka kegiatan yang lebih dulu harus dilakukan adalah membaca. Membaca adalah asal dari pengetahuan itu bermula. Namun, jangan lupa di sela-sela membaca, kita seharusnya menuntut diri dengan tekad kuat untuk menuliskan apa yang telah dibaca. Itulah asal mula dari menulis, menuliskan apa yang sudah dibaca. Menurut Stephen King, membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh penulis.

Anda pasti mengenal Taufik Ismail. Beliau seorang dokter hewan, namun kepiawaiannya dalam menulis tak bisa dipandang sebelah mata. Di angkatan kepenyairannya di negeri ini, melalui karya karyanya terutama puisi, telah membawa namanya sekaligus mengharumkan bangsa ini hingga ke mancanegara.

Ia pernah bilang begini. Semestinya hanya ada dua yang mesti diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah. Yakni menulis, menulis menulis, dan membaca, membaca, membaca.

Dialah yang melalui penanya menciptakan ungkapan “tragedi nol buku” yang disematkan untuk bangsa ini. Ia membandingkan persoalan membaca buku di negara-negara lain. Hasilnya ia mendapatkan rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.

Kata ‘nol buku’ rasa rasanya sangat memukul generasi muda bangsa ini. Begitu rendahnyakah kualitas baca di negeri ini? Kualitas menulis apalagi? Membaca dan menulis tentu dua hal yang saling berhubungan. Tak bisa dipisahkan begitu saja. Setiap penulis senantiasa haus akan bacaan. Tulisan yang baik akan didahului dengan bacaan yang baik pula.

Kita pasti sudah tahu apa maksud dari pernyataan tersebut. Sebab boleh dibilang, guru Bahasa Indonesia kita sejak SD, SMP, SMA dan mungkin hingga di Perguruan Tinggi, hanya mengajarkan teori-teori kebahasaan semata. Padahal yang utama dari itu semua adalah pengaplikasiannya.

Telah lama kita mengenal dan mempelajari teori menulis, namun apa hasilnya? Anak didik tak diajar menulis sebebas bebasnya. Pelajar hanya dibatasi dengan teori. Padahal, dalam menulis penting adanya imajinasi. Bukankah imajinasi seseorang itu berbeda-beda dan tak bisa dibatasi?


GIMM

Perhatian pemerintah melalui Badan Balai Bahasa sepertinya patut diapresiasi. Untuk Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Gerakan Indonesia Membaca-Menulis (GIMM) se-Kota Makassar ini dilaksanakan pada hari Senin-Rabu (10-12 Oktober 2016) di Hotel Aerotel Smile Makassar.

Diikuti sebanyak 250 peserta yang berbagai kalangan mulai dari siswa, mahasiswa hingga guru. Dalam kegiatan ini, terselip juga berbagai kegiatan lomba untuk memacu semangat menulis para peserta. Di antaranya lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) di tingkat Guru, lomba menulis Esai tingkat Mahasiswa dan lomba Penulisan Cerita Rakyat di tingkat siswa.

Di hari terakhir, akan dipilih 10 peserta terbaik dari masing-masing bidang untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya. Setelah itu akan ditentukan enam peserta untuk mendapat juara I sampai juara III dan harapan I sampai harapan III, masing-masing dari bidang akan diambil dua orang untuk mewakili ke tingkat nasional.

Semoga GIMM benar-benar bisa menjadi rahim bagi generasi literasi di Indonesia. Sehingga output dari kegiatan ini minimal mampu melahirkan penulis-penulis berbakat dan juga pembaca-pembaca yang dapat menularkan virus membacanya kepada masyarakat di sekitarnya. Bukankah pepatah Cina mengatakan, “perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama?” Terima kasih telah mengundang penulis menjadi satu bagian dari proses literasi ini. Semoga!


*Tulisan ini diterbitkan pertama kali di Rubrik Opini Harian Fajar Makassar, 13 Oktober 2016
Via Fajar online sila klik ini.
Harian Fajar, 13 Oktober 2016

Jika Anda tidak dapat terbang, maka larilah. Jika Anda tidak dapat berlari, maka berjalanlah. Jika Anda tidak dapat berjalan, maka merangkaklah. Tetapi apapun yang Anda lakukan, Anda harus tetap bergerak ke depan.
 (Martin Luther King Jr.)

GERAKAN Indonesia Membaca-Menulis atau yang disingkat GIMM telah mengaplikasikan kalimat di atas. Walaupun banyak kendala menghadang, namun gerakan ini tak pernah mati suri. Gerakan yang dipelopori pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan mengingatkan kepada kita akan pentingnya perubahan yang diawali dari sebuah gerakan. Gerakan yang selalu membawa perubahan untuk tetap bergerak ke depan.

Badan Balai Bahasa Provinsi di seluruh Indonesia, rupaya sudah melancarkan aksinya dalam rangka memahamkan kepada masyarakat akan pentingnya budaya literasi. Budaya literasi atau budaya tulis-menulis, sejatinya memang harus selalu disebarkan ke masyarakat. Mengingat dasar utama ilmu pengetahuan adalah membaca.

Selain itu, Balai Bahasa sudah tentu mengaplikasikan beberapa tuntutan aturan di antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia.

Predikat ‘Nol Buku’

Predikat sebagai Negara buta aksara terbesar memang masih tersemat oleh negara ini. Bayangkan saja, data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 persen. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan bagi semua kalangan.

Jika kita ingin menarik simpulan dari kegiatan membaca dan menulis, maka kegiatan yang lebih dulu harus dilakukan adalah membaca. Membaca adalah asal dari pengetahuan itu bermula. Namun, jangan lupa di sela-sela membaca, kita seharusnya menuntut diri dengan tekad kuat untuk menuliskan apa yang telah dibaca. Itulah asal mula dari menulis, menuliskan apa yang sudah dibaca. Menurut Stephen King, membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh penulis.

Anda pasti mengenal Taufik Ismail. Beliau seorang dokter hewan, namun kepiawaiannya dalam menulis tak bisa dipandang sebelah mata. Di angkatan kepenyairannya di negeri ini, melalui karya karyanya terutama puisi, telah membawa namanya sekaligus mengharumkan bangsa ini hingga ke mancanegara.

Ia pernah bilang begini. Semestinya hanya ada dua yang mesti diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah. Yakni menulis, menulis menulis, dan membaca, membaca, membaca.

Dialah yang melalui penanya menciptakan ungkapan “tragedi nol buku” yang disematkan untuk bangsa ini. Ia membandingkan persoalan membaca buku di negara-negara lain. Hasilnya ia mendapatkan rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.

Kata ‘nol buku’ rasa rasanya sangat memukul generasi muda bangsa ini. Begitu rendahnyakah kualitas baca di negeri ini? Kualitas menulis apalagi? Membaca dan menulis tentu dua hal yang saling berhubungan. Tak bisa dipisahkan begitu saja. Setiap penulis senantiasa haus akan bacaan. Tulisan yang baik akan didahului dengan bacaan yang baik pula.

Kita pasti sudah tahu apa maksud dari pernyataan tersebut. Sebab boleh dibilang, guru Bahasa Indonesia kita sejak SD, SMP, SMA dan mungkin hingga di Perguruan Tinggi, hanya mengajarkan teori-teori kebahasaan semata. Padahal yang utama dari itu semua adalah pengaplikasiannya.

Telah lama kita mengenal dan mempelajari teori menulis, namun apa hasilnya? Anak didik tak diajar menulis sebebas bebasnya. Pelajar hanya dibatasi dengan teori. Padahal, dalam menulis penting adanya imajinasi. Bukankah imajinasi seseorang itu berbeda-beda dan tak bisa dibatasi?


GIMM

Perhatian pemerintah melalui Badan Balai Bahasa sepertinya patut diapresiasi. Untuk Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Gerakan Indonesia Membaca-Menulis (GIMM) se-Kota Makassar ini dilaksanakan pada hari Senin-Rabu (10-12 Oktober 2016) di Hotel Aerotel Smile Makassar.

Diikuti sebanyak 250 peserta yang berbagai kalangan mulai dari siswa, mahasiswa hingga guru. Dalam kegiatan ini, terselip juga berbagai kegiatan lomba untuk memacu semangat menulis para peserta. Di antaranya lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) di tingkat Guru, lomba menulis Esai tingkat Mahasiswa dan lomba Penulisan Cerita Rakyat di tingkat siswa.

Di hari terakhir, akan dipilih 10 peserta terbaik dari masing-masing bidang untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya. Setelah itu akan ditentukan enam peserta untuk mendapat juara I sampai juara III dan harapan I sampai harapan III, masing-masing dari bidang akan diambil dua orang untuk mewakili ke tingkat nasional.

Semoga GIMM benar-benar bisa menjadi rahim bagi generasi literasi di Indonesia. Sehingga output dari kegiatan ini minimal mampu melahirkan penulis-penulis berbakat dan juga pembaca-pembaca yang dapat menularkan virus membacanya kepada masyarakat di sekitarnya. Bukankah pepatah Cina mengatakan, “perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama?” Terima kasih telah mengundang penulis menjadi satu bagian dari proses literasi ini. Semoga!


*Tulisan ini diterbitkan pertama kali di Rubrik Opini Harian Fajar Makassar, 13 Oktober 2016
Via Fajar online sila klik ini.
Harian Fajar, 13 Oktober 2016

Jika Anda tidak dapat terbang, maka larilah. Jika Anda tidak dapat berlari, maka berjalanlah. Jika Anda tidak dapat berjalan, maka merangkaklah. Tetapi apapun yang Anda lakukan, Anda harus tetap bergerak ke depan.
 (Martin Luther King Jr.)

GERAKAN Indonesia Membaca-Menulis atau yang disingkat GIMM telah mengaplikasikan kalimat di atas. Walaupun banyak kendala menghadang, namun gerakan ini tak pernah mati suri. Gerakan yang dipelopori pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan mengingatkan kepada kita akan pentingnya perubahan yang diawali dari sebuah gerakan. Gerakan yang selalu membawa perubahan untuk tetap bergerak ke depan.

Badan Balai Bahasa Provinsi di seluruh Indonesia, rupaya sudah melancarkan aksinya dalam rangka memahamkan kepada masyarakat akan pentingnya budaya literasi. Budaya literasi atau budaya tulis-menulis, sejatinya memang harus selalu disebarkan ke masyarakat. Mengingat dasar utama ilmu pengetahuan adalah membaca.

Selain itu, Balai Bahasa sudah tentu mengaplikasikan beberapa tuntutan aturan di antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia.

Predikat ‘Nol Buku’

Predikat sebagai Negara buta aksara terbesar memang masih tersemat oleh negara ini. Bayangkan saja, data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 persen. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan bagi semua kalangan.

Jika kita ingin menarik simpulan dari kegiatan membaca dan menulis, maka kegiatan yang lebih dulu harus dilakukan adalah membaca. Membaca adalah asal dari pengetahuan itu bermula. Namun, jangan lupa di sela-sela membaca, kita seharusnya menuntut diri dengan tekad kuat untuk menuliskan apa yang telah dibaca. Itulah asal mula dari menulis, menuliskan apa yang sudah dibaca. Menurut Stephen King, membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh penulis.

Anda pasti mengenal Taufik Ismail. Beliau seorang dokter hewan, namun kepiawaiannya dalam menulis tak bisa dipandang sebelah mata. Di angkatan kepenyairannya di negeri ini, melalui karya karyanya terutama puisi, telah membawa namanya sekaligus mengharumkan bangsa ini hingga ke mancanegara.

Ia pernah bilang begini. Semestinya hanya ada dua yang mesti diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah. Yakni menulis, menulis menulis, dan membaca, membaca, membaca.

Dialah yang melalui penanya menciptakan ungkapan “tragedi nol buku” yang disematkan untuk bangsa ini. Ia membandingkan persoalan membaca buku di negara-negara lain. Hasilnya ia mendapatkan rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.

Kata ‘nol buku’ rasa rasanya sangat memukul generasi muda bangsa ini. Begitu rendahnyakah kualitas baca di negeri ini? Kualitas menulis apalagi? Membaca dan menulis tentu dua hal yang saling berhubungan. Tak bisa dipisahkan begitu saja. Setiap penulis senantiasa haus akan bacaan. Tulisan yang baik akan didahului dengan bacaan yang baik pula.

Kita pasti sudah tahu apa maksud dari pernyataan tersebut. Sebab boleh dibilang, guru Bahasa Indonesia kita sejak SD, SMP, SMA dan mungkin hingga di Perguruan Tinggi, hanya mengajarkan teori-teori kebahasaan semata. Padahal yang utama dari itu semua adalah pengaplikasiannya.

Telah lama kita mengenal dan mempelajari teori menulis, namun apa hasilnya? Anak didik tak diajar menulis sebebas bebasnya. Pelajar hanya dibatasi dengan teori. Padahal, dalam menulis penting adanya imajinasi. Bukankah imajinasi seseorang itu berbeda-beda dan tak bisa dibatasi?


GIMM

Perhatian pemerintah melalui Badan Balai Bahasa sepertinya patut diapresiasi. Untuk Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Gerakan Indonesia Membaca-Menulis (GIMM) se-Kota Makassar ini dilaksanakan pada hari Senin-Rabu (10-12 Oktober 2016) di Hotel Aerotel Smile Makassar.

Diikuti sebanyak 250 peserta yang berbagai kalangan mulai dari siswa, mahasiswa hingga guru. Dalam kegiatan ini, terselip juga berbagai kegiatan lomba untuk memacu semangat menulis para peserta. Di antaranya lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) di tingkat Guru, lomba menulis Esai tingkat Mahasiswa dan lomba Penulisan Cerita Rakyat di tingkat siswa.

Di hari terakhir, akan dipilih 10 peserta terbaik dari masing-masing bidang untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya. Setelah itu akan ditentukan enam peserta untuk mendapat juara I sampai juara III dan harapan I sampai harapan III, masing-masing dari bidang akan diambil dua orang untuk mewakili ke tingkat nasional.

Semoga GIMM benar-benar bisa menjadi rahim bagi generasi literasi di Indonesia. Sehingga output dari kegiatan ini minimal mampu melahirkan penulis-penulis berbakat dan juga pembaca-pembaca yang dapat menularkan virus membacanya kepada masyarakat di sekitarnya. Bukankah pepatah Cina mengatakan, “perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama?” Terima kasih telah mengundang penulis menjadi satu bagian dari proses literasi ini. Semoga!


*Tulisan ini diterbitkan pertama kali di Rubrik Opini Harian Fajar Makassar, 13 Oktober 2016
Via Fajar online sila klik ini.
Harian Fajar, 13 Oktober 2016

Jika Anda tidak dapat terbang, maka larilah. Jika Anda tidak dapat berlari, maka berjalanlah. Jika Anda tidak dapat berjalan, maka merangkaklah. Tetapi apapun yang Anda lakukan, Anda harus tetap bergerak ke depan.
 (Martin Luther King Jr.)

GERAKAN Indonesia Membaca-Menulis atau yang disingkat GIMM telah mengaplikasikan kalimat di atas. Walaupun banyak kendala menghadang, namun gerakan ini tak pernah mati suri. Gerakan yang dipelopori pemerintah melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan mengingatkan kepada kita akan pentingnya perubahan yang diawali dari sebuah gerakan. Gerakan yang selalu membawa perubahan untuk tetap bergerak ke depan.

Badan Balai Bahasa Provinsi di seluruh Indonesia, rupaya sudah melancarkan aksinya dalam rangka memahamkan kepada masyarakat akan pentingnya budaya literasi. Budaya literasi atau budaya tulis-menulis, sejatinya memang harus selalu disebarkan ke masyarakat. Mengingat dasar utama ilmu pengetahuan adalah membaca.

Selain itu, Balai Bahasa sudah tentu mengaplikasikan beberapa tuntutan aturan di antaranya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 tentang pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra serta peningkatan fungsi bahasa Indonesia.

Predikat ‘Nol Buku’

Predikat sebagai Negara buta aksara terbesar memang masih tersemat oleh negara ini. Bayangkan saja, data statistik UNESCO yang dilansir tahun 2012 menyebutkan, indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 persen. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang memiliki minat baca. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan bagi semua kalangan.

Jika kita ingin menarik simpulan dari kegiatan membaca dan menulis, maka kegiatan yang lebih dulu harus dilakukan adalah membaca. Membaca adalah asal dari pengetahuan itu bermula. Namun, jangan lupa di sela-sela membaca, kita seharusnya menuntut diri dengan tekad kuat untuk menuliskan apa yang telah dibaca. Itulah asal mula dari menulis, menuliskan apa yang sudah dibaca. Menurut Stephen King, membaca adalah pusat yang tidak bisa dihindari oleh penulis.

Anda pasti mengenal Taufik Ismail. Beliau seorang dokter hewan, namun kepiawaiannya dalam menulis tak bisa dipandang sebelah mata. Di angkatan kepenyairannya di negeri ini, melalui karya karyanya terutama puisi, telah membawa namanya sekaligus mengharumkan bangsa ini hingga ke mancanegara.

Ia pernah bilang begini. Semestinya hanya ada dua yang mesti diajarkan oleh guru Bahasa Indonesia di sekolah. Yakni menulis, menulis menulis, dan membaca, membaca, membaca.

Dialah yang melalui penanya menciptakan ungkapan “tragedi nol buku” yang disematkan untuk bangsa ini. Ia membandingkan persoalan membaca buku di negara-negara lain. Hasilnya ia mendapatkan rata-rata lulusan SMA di Jerman membaca 32 judul buku, di Belanda 30 buku, Rusia 12 buku, Jepang 15 buku, Singapura 6 buku, Malaysia 6 buku, Brunei 7 Buku, sedangkan Indonesia nol buku.

Kata ‘nol buku’ rasa rasanya sangat memukul generasi muda bangsa ini. Begitu rendahnyakah kualitas baca di negeri ini? Kualitas menulis apalagi? Membaca dan menulis tentu dua hal yang saling berhubungan. Tak bisa dipisahkan begitu saja. Setiap penulis senantiasa haus akan bacaan. Tulisan yang baik akan didahului dengan bacaan yang baik pula.

Kita pasti sudah tahu apa maksud dari pernyataan tersebut. Sebab boleh dibilang, guru Bahasa Indonesia kita sejak SD, SMP, SMA dan mungkin hingga di Perguruan Tinggi, hanya mengajarkan teori-teori kebahasaan semata. Padahal yang utama dari itu semua adalah pengaplikasiannya.

Telah lama kita mengenal dan mempelajari teori menulis, namun apa hasilnya? Anak didik tak diajar menulis sebebas bebasnya. Pelajar hanya dibatasi dengan teori. Padahal, dalam menulis penting adanya imajinasi. Bukankah imajinasi seseorang itu berbeda-beda dan tak bisa dibatasi?


GIMM

Perhatian pemerintah melalui Badan Balai Bahasa sepertinya patut diapresiasi. Untuk Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Gerakan Indonesia Membaca-Menulis (GIMM) se-Kota Makassar ini dilaksanakan pada hari Senin-Rabu (10-12 Oktober 2016) di Hotel Aerotel Smile Makassar.

Diikuti sebanyak 250 peserta yang berbagai kalangan mulai dari siswa, mahasiswa hingga guru. Dalam kegiatan ini, terselip juga berbagai kegiatan lomba untuk memacu semangat menulis para peserta. Di antaranya lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) di tingkat Guru, lomba menulis Esai tingkat Mahasiswa dan lomba Penulisan Cerita Rakyat di tingkat siswa.

Di hari terakhir, akan dipilih 10 peserta terbaik dari masing-masing bidang untuk mempresentasikan hasil karya tulisnya. Setelah itu akan ditentukan enam peserta untuk mendapat juara I sampai juara III dan harapan I sampai harapan III, masing-masing dari bidang akan diambil dua orang untuk mewakili ke tingkat nasional.

Semoga GIMM benar-benar bisa menjadi rahim bagi generasi literasi di Indonesia. Sehingga output dari kegiatan ini minimal mampu melahirkan penulis-penulis berbakat dan juga pembaca-pembaca yang dapat menularkan virus membacanya kepada masyarakat di sekitarnya. Bukankah pepatah Cina mengatakan, “perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama?” Terima kasih telah mengundang penulis menjadi satu bagian dari proses literasi ini. Semoga!


*Tulisan ini diterbitkan pertama kali di Rubrik Opini Harian Fajar Makassar, 13 Oktober 2016
Via Fajar online sila klik ini.
Brosur Tugas Kewirausahaan Mahasiswa HPK D 2013 UIN Alauddin Makassar
Lihat Detail

Brosur Tugas Kewirausahaan Mahasiswa HPK D 2013 UIN Alauddin Makassar

M Galang Pratama
Muh. Galang Pratama



M Galang Pratama
Muh. Baso aqil Azizi

M Galang Pratama
Aliyaman

M Galang Pratama
Riswan

M Galang Pratama
Eka Gusti Kardillah

M Galang Pratama
Muhammad Ikhsan Sapa

M Galang Pratama
Sulfi Alis

M Galang Pratama
Hastuti

M Galang Pratama
Muh. Asdar
Andi Rezky Aulia Pratiwi

Intan Baueja Ratu Tu

Nurfadillah Ridwan

Nur Samsi Idris

Muh. Munir Majid

Nurwahyuni


Reskiyanto

?

Yusran

Fira Yuniar

Reski Wulansari B

Anriani

Farika Pratiwi Yusri

Haris Mustofa

M Galang Pratama
Muh. Galang Pratama



M Galang Pratama
Muh. Baso aqil Azizi

M Galang Pratama
Aliyaman

M Galang Pratama
Riswan

M Galang Pratama
Eka Gusti Kardillah

M Galang Pratama
Muhammad Ikhsan Sapa

M Galang Pratama
Sulfi Alis

M Galang Pratama
Hastuti

M Galang Pratama
Muh. Asdar
Andi Rezky Aulia Pratiwi

Intan Baueja Ratu Tu

Nurfadillah Ridwan

Nur Samsi Idris

Muh. Munir Majid

Nurwahyuni


Reskiyanto

?

Yusran

Fira Yuniar

Reski Wulansari B

Anriani

Farika Pratiwi Yusri

Haris Mustofa

M Galang Pratama
Muh. Galang Pratama



M Galang Pratama
Muh. Baso aqil Azizi

M Galang Pratama
Aliyaman

M Galang Pratama
Riswan

M Galang Pratama
Eka Gusti Kardillah

M Galang Pratama
Muhammad Ikhsan Sapa

M Galang Pratama
Sulfi Alis

M Galang Pratama
Hastuti

M Galang Pratama
Muh. Asdar
Andi Rezky Aulia Pratiwi

Intan Baueja Ratu Tu

Nurfadillah Ridwan

Nur Samsi Idris

Muh. Munir Majid

Nurwahyuni


Reskiyanto

?

Yusran

Fira Yuniar

Reski Wulansari B

Anriani

Farika Pratiwi Yusri

Haris Mustofa

Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) HPK 2016
Lihat Detail

Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) HPK 2016


Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) Peradilan Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin Makassar untuk Mahasiswa Angkatan 2013 selama 1 (satu) bulan terhitung tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2016, maka beberapa jurusan/program studi di FSH sudah mempersiapkan beberapa bekal untuk persiapan mahasiswanya.

Salah satu bekal yang penting dimaksud ialah surat permohonan izin PPL. "Surat ini diisi oleh mahasiswa kemudian diberikan ke jurusan lalu dimasukkan ke instansi pengadilan yang terkait," ujar Syamsi, staf Jurusan HPK saat ditemui di ruang jurusan HPK Gedung M FSH lantai II, Kamis 21 Juli 2016.

Untuk pengelompokannya sendiri, mahasiswa harus menentukan minimal 20 nama mahasiswa untuk satu kantor pengadilan.

Nah, untuk mendownload surat izinnya, mahasiswa disilakan mengunduhnya lewat link berikut.
File Surat Izin PPL-Peradilan HPK

Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) Peradilan Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin Makassar untuk Mahasiswa Angkatan 2013 selama 1 (satu) bulan terhitung tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2016, maka beberapa jurusan/program studi di FSH sudah mempersiapkan beberapa bekal untuk persiapan mahasiswanya.

Salah satu bekal yang penting dimaksud ialah surat permohonan izin PPL. "Surat ini diisi oleh mahasiswa kemudian diberikan ke jurusan lalu dimasukkan ke instansi pengadilan yang terkait," ujar Syamsi, staf Jurusan HPK saat ditemui di ruang jurusan HPK Gedung M FSH lantai II, Kamis 21 Juli 2016.

Untuk pengelompokannya sendiri, mahasiswa harus menentukan minimal 20 nama mahasiswa untuk satu kantor pengadilan.

Nah, untuk mendownload surat izinnya, mahasiswa disilakan mengunduhnya lewat link berikut.
File Surat Izin PPL-Peradilan HPK

Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) Peradilan Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin Makassar untuk Mahasiswa Angkatan 2013 selama 1 (satu) bulan terhitung tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2016, maka beberapa jurusan/program studi di FSH sudah mempersiapkan beberapa bekal untuk persiapan mahasiswanya.

Salah satu bekal yang penting dimaksud ialah surat permohonan izin PPL. "Surat ini diisi oleh mahasiswa kemudian diberikan ke jurusan lalu dimasukkan ke instansi pengadilan yang terkait," ujar Syamsi, staf Jurusan HPK saat ditemui di ruang jurusan HPK Gedung M FSH lantai II, Kamis 21 Juli 2016.

Untuk pengelompokannya sendiri, mahasiswa harus menentukan minimal 20 nama mahasiswa untuk satu kantor pengadilan.

Nah, untuk mendownload surat izinnya, mahasiswa disilakan mengunduhnya lewat link berikut.
File Surat Izin PPL-Peradilan HPK

Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) Peradilan Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin Makassar untuk Mahasiswa Angkatan 2013 selama 1 (satu) bulan terhitung tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2016, maka beberapa jurusan/program studi di FSH sudah mempersiapkan beberapa bekal untuk persiapan mahasiswanya.

Salah satu bekal yang penting dimaksud ialah surat permohonan izin PPL. "Surat ini diisi oleh mahasiswa kemudian diberikan ke jurusan lalu dimasukkan ke instansi pengadilan yang terkait," ujar Syamsi, staf Jurusan HPK saat ditemui di ruang jurusan HPK Gedung M FSH lantai II, Kamis 21 Juli 2016.

Untuk pengelompokannya sendiri, mahasiswa harus menentukan minimal 20 nama mahasiswa untuk satu kantor pengadilan.

Nah, untuk mendownload surat izinnya, mahasiswa disilakan mengunduhnya lewat link berikut.
File Surat Izin PPL-Peradilan HPK

Sehubungan dengan akan diadakannya kegiatan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) Peradilan Fakultas Syari’ah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin Makassar untuk Mahasiswa Angkatan 2013 selama 1 (satu) bulan terhitung tanggal 1 Agustus – 31 Agustus 2016, maka beberapa jurusan/program studi di FSH sudah mempersiapkan beberapa bekal untuk persiapan mahasiswanya.

Salah satu bekal yang penting dimaksud ialah surat permohonan izin PPL. "Surat ini diisi oleh mahasiswa kemudian diberikan ke jurusan lalu dimasukkan ke instansi pengadilan yang terkait," ujar Syamsi, staf Jurusan HPK saat ditemui di ruang jurusan HPK Gedung M FSH lantai II, Kamis 21 Juli 2016.

Untuk pengelompokannya sendiri, mahasiswa harus menentukan minimal 20 nama mahasiswa untuk satu kantor pengadilan.

Nah, untuk mendownload surat izinnya, mahasiswa disilakan mengunduhnya lewat link berikut.
File Surat Izin PPL-Peradilan HPK
Opini Muh. Galang Pratama Menjadikan Membaca Serupa Melahap Makanan Saat Lapar
Lihat Detail

Opini Muh. Galang Pratama Menjadikan Membaca Serupa Melahap Makanan Saat Lapar





PADA dasarnya banyak hal yang mesti kita perbaiki. Sutarto (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam data negara yang menempati posisi paling bawah dalam hal minat baca di Asia. Ini baru di Asia, apalagi di dunia? Tahukah kawan-kawan mengapa itu bisa terjadi? Sebab salah satu budaya yang terus mengakar pada diri generasi muda bangsa ini adalah malas membaca. 


Sulit sekali membiasakan sikap gemar membaca. Padahal sebenarnya teman-teman sudah tahu apa pentingnya membaca. Iya kan? Membaca hanya perlu dibiasakan, seperti kata para motivator. Bahkan menurut penulis, membaca kalau perlu dipaksakan datang dari dalam diri sendiri (bagi pemula). Jika teman-teman sudah merasakan nikmatnya membaca, maka budaya membaca tak akan lepas pada diri teman-teman. Membaca seolah-olah menjadi kebutuhan pokok yang tak bisa dilepas seperti halnya makan. Tentu teman-teman akan selalu mencari makan ketika sedang lapar, bukan begitu? 

2 Mei 2016 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahukah teman-teman pelajaran apa yang kita bisa petik dari peringatan hardiknas kali ini? Bukan hanya mengadakan seremonial semata. Kita mestinya merenung. Sudah sampai di mana sumbangsih kita pada negara dalam hal pendidikan. Apakah kita sudah memenuhi pesan-pesan dari para pejuang kita yang rela mati demi membela keutuhan bangsa? Apa yang mereka inginkan dari kita? Mereka tidak lagi menginginkan agar kita mengangkat senjata dan meneriakkan kalimat tauhid atau kalimat “Merdeka atau mati!” lalu pergi berperang. Bukan itu kawan! Yang mereka inginkan hanyalah bagaimana agar kita memiliki ambisi untuk belajar dan ambisi dalam mewujudkan impian. 

Ambisi dalam arti motivasi yang tinggi untuk mencapai kemajuan pribadi (Sarwono, 2007: 14). Kita mestinya melawan pembodohan. Pembodohan yang diakibatkan oleh banyak hal, seperti banyak tidur, nonton di depan laptop berlama-lama, tak bisa menggunakan gadget/handphone dengan bijak dan tentunya masalah yang lebih krusial, malas membaca. Kendalikanlah waktu, serupa mengendalikan nafsu saat berpuasa. Sebab teman tahu, apa yang membuat kita berbeda dari Rio Haryanto anak Indonesia pertama yang sukses dengan bakatnya mengemudikan Formula 1 dan membawa bendera merah putih ke seluruh dunia? Di samping itu, ternyata




PADA dasarnya banyak hal yang mesti kita perbaiki. Sutarto (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam data negara yang menempati posisi paling bawah dalam hal minat baca di Asia. Ini baru di Asia, apalagi di dunia? Tahukah kawan-kawan mengapa itu bisa terjadi? Sebab salah satu budaya yang terus mengakar pada diri generasi muda bangsa ini adalah malas membaca. 


Sulit sekali membiasakan sikap gemar membaca. Padahal sebenarnya teman-teman sudah tahu apa pentingnya membaca. Iya kan? Membaca hanya perlu dibiasakan, seperti kata para motivator. Bahkan menurut penulis, membaca kalau perlu dipaksakan datang dari dalam diri sendiri (bagi pemula). Jika teman-teman sudah merasakan nikmatnya membaca, maka budaya membaca tak akan lepas pada diri teman-teman. Membaca seolah-olah menjadi kebutuhan pokok yang tak bisa dilepas seperti halnya makan. Tentu teman-teman akan selalu mencari makan ketika sedang lapar, bukan begitu? 

2 Mei 2016 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahukah teman-teman pelajaran apa yang kita bisa petik dari peringatan hardiknas kali ini? Bukan hanya mengadakan seremonial semata. Kita mestinya merenung. Sudah sampai di mana sumbangsih kita pada negara dalam hal pendidikan. Apakah kita sudah memenuhi pesan-pesan dari para pejuang kita yang rela mati demi membela keutuhan bangsa? Apa yang mereka inginkan dari kita? Mereka tidak lagi menginginkan agar kita mengangkat senjata dan meneriakkan kalimat tauhid atau kalimat “Merdeka atau mati!” lalu pergi berperang. Bukan itu kawan! Yang mereka inginkan hanyalah bagaimana agar kita memiliki ambisi untuk belajar dan ambisi dalam mewujudkan impian. 

Ambisi dalam arti motivasi yang tinggi untuk mencapai kemajuan pribadi (Sarwono, 2007: 14). Kita mestinya melawan pembodohan. Pembodohan yang diakibatkan oleh banyak hal, seperti banyak tidur, nonton di depan laptop berlama-lama, tak bisa menggunakan gadget/handphone dengan bijak dan tentunya masalah yang lebih krusial, malas membaca. Kendalikanlah waktu, serupa mengendalikan nafsu saat berpuasa. Sebab teman tahu, apa yang membuat kita berbeda dari Rio Haryanto anak Indonesia pertama yang sukses dengan bakatnya mengemudikan Formula 1 dan membawa bendera merah putih ke seluruh dunia? Di samping itu, ternyata




PADA dasarnya banyak hal yang mesti kita perbaiki. Sutarto (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam data negara yang menempati posisi paling bawah dalam hal minat baca di Asia. Ini baru di Asia, apalagi di dunia? Tahukah kawan-kawan mengapa itu bisa terjadi? Sebab salah satu budaya yang terus mengakar pada diri generasi muda bangsa ini adalah malas membaca. 


Sulit sekali membiasakan sikap gemar membaca. Padahal sebenarnya teman-teman sudah tahu apa pentingnya membaca. Iya kan? Membaca hanya perlu dibiasakan, seperti kata para motivator. Bahkan menurut penulis, membaca kalau perlu dipaksakan datang dari dalam diri sendiri (bagi pemula). Jika teman-teman sudah merasakan nikmatnya membaca, maka budaya membaca tak akan lepas pada diri teman-teman. Membaca seolah-olah menjadi kebutuhan pokok yang tak bisa dilepas seperti halnya makan. Tentu teman-teman akan selalu mencari makan ketika sedang lapar, bukan begitu? 

2 Mei 2016 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahukah teman-teman pelajaran apa yang kita bisa petik dari peringatan hardiknas kali ini? Bukan hanya mengadakan seremonial semata. Kita mestinya merenung. Sudah sampai di mana sumbangsih kita pada negara dalam hal pendidikan. Apakah kita sudah memenuhi pesan-pesan dari para pejuang kita yang rela mati demi membela keutuhan bangsa? Apa yang mereka inginkan dari kita? Mereka tidak lagi menginginkan agar kita mengangkat senjata dan meneriakkan kalimat tauhid atau kalimat “Merdeka atau mati!” lalu pergi berperang. Bukan itu kawan! Yang mereka inginkan hanyalah bagaimana agar kita memiliki ambisi untuk belajar dan ambisi dalam mewujudkan impian. 

Ambisi dalam arti motivasi yang tinggi untuk mencapai kemajuan pribadi (Sarwono, 2007: 14). Kita mestinya melawan pembodohan. Pembodohan yang diakibatkan oleh banyak hal, seperti banyak tidur, nonton di depan laptop berlama-lama, tak bisa menggunakan gadget/handphone dengan bijak dan tentunya masalah yang lebih krusial, malas membaca. Kendalikanlah waktu, serupa mengendalikan nafsu saat berpuasa. Sebab teman tahu, apa yang membuat kita berbeda dari Rio Haryanto anak Indonesia pertama yang sukses dengan bakatnya mengemudikan Formula 1 dan membawa bendera merah putih ke seluruh dunia? Di samping itu, ternyata




PADA dasarnya banyak hal yang mesti kita perbaiki. Sutarto (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam data negara yang menempati posisi paling bawah dalam hal minat baca di Asia. Ini baru di Asia, apalagi di dunia? Tahukah kawan-kawan mengapa itu bisa terjadi? Sebab salah satu budaya yang terus mengakar pada diri generasi muda bangsa ini adalah malas membaca. 


Sulit sekali membiasakan sikap gemar membaca. Padahal sebenarnya teman-teman sudah tahu apa pentingnya membaca. Iya kan? Membaca hanya perlu dibiasakan, seperti kata para motivator. Bahkan menurut penulis, membaca kalau perlu dipaksakan datang dari dalam diri sendiri (bagi pemula). Jika teman-teman sudah merasakan nikmatnya membaca, maka budaya membaca tak akan lepas pada diri teman-teman. Membaca seolah-olah menjadi kebutuhan pokok yang tak bisa dilepas seperti halnya makan. Tentu teman-teman akan selalu mencari makan ketika sedang lapar, bukan begitu? 

2 Mei 2016 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahukah teman-teman pelajaran apa yang kita bisa petik dari peringatan hardiknas kali ini? Bukan hanya mengadakan seremonial semata. Kita mestinya merenung. Sudah sampai di mana sumbangsih kita pada negara dalam hal pendidikan. Apakah kita sudah memenuhi pesan-pesan dari para pejuang kita yang rela mati demi membela keutuhan bangsa? Apa yang mereka inginkan dari kita? Mereka tidak lagi menginginkan agar kita mengangkat senjata dan meneriakkan kalimat tauhid atau kalimat “Merdeka atau mati!” lalu pergi berperang. Bukan itu kawan! Yang mereka inginkan hanyalah bagaimana agar kita memiliki ambisi untuk belajar dan ambisi dalam mewujudkan impian. 

Ambisi dalam arti motivasi yang tinggi untuk mencapai kemajuan pribadi (Sarwono, 2007: 14). Kita mestinya melawan pembodohan. Pembodohan yang diakibatkan oleh banyak hal, seperti banyak tidur, nonton di depan laptop berlama-lama, tak bisa menggunakan gadget/handphone dengan bijak dan tentunya masalah yang lebih krusial, malas membaca. Kendalikanlah waktu, serupa mengendalikan nafsu saat berpuasa. Sebab teman tahu, apa yang membuat kita berbeda dari Rio Haryanto anak Indonesia pertama yang sukses dengan bakatnya mengemudikan Formula 1 dan membawa bendera merah putih ke seluruh dunia? Di samping itu, ternyata




PADA dasarnya banyak hal yang mesti kita perbaiki. Sutarto (2015) menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam data negara yang menempati posisi paling bawah dalam hal minat baca di Asia. Ini baru di Asia, apalagi di dunia? Tahukah kawan-kawan mengapa itu bisa terjadi? Sebab salah satu budaya yang terus mengakar pada diri generasi muda bangsa ini adalah malas membaca. 


Sulit sekali membiasakan sikap gemar membaca. Padahal sebenarnya teman-teman sudah tahu apa pentingnya membaca. Iya kan? Membaca hanya perlu dibiasakan, seperti kata para motivator. Bahkan menurut penulis, membaca kalau perlu dipaksakan datang dari dalam diri sendiri (bagi pemula). Jika teman-teman sudah merasakan nikmatnya membaca, maka budaya membaca tak akan lepas pada diri teman-teman. Membaca seolah-olah menjadi kebutuhan pokok yang tak bisa dilepas seperti halnya makan. Tentu teman-teman akan selalu mencari makan ketika sedang lapar, bukan begitu? 

2 Mei 2016 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Tahukah teman-teman pelajaran apa yang kita bisa petik dari peringatan hardiknas kali ini? Bukan hanya mengadakan seremonial semata. Kita mestinya merenung. Sudah sampai di mana sumbangsih kita pada negara dalam hal pendidikan. Apakah kita sudah memenuhi pesan-pesan dari para pejuang kita yang rela mati demi membela keutuhan bangsa? Apa yang mereka inginkan dari kita? Mereka tidak lagi menginginkan agar kita mengangkat senjata dan meneriakkan kalimat tauhid atau kalimat “Merdeka atau mati!” lalu pergi berperang. Bukan itu kawan! Yang mereka inginkan hanyalah bagaimana agar kita memiliki ambisi untuk belajar dan ambisi dalam mewujudkan impian. 

Ambisi dalam arti motivasi yang tinggi untuk mencapai kemajuan pribadi (Sarwono, 2007: 14). Kita mestinya melawan pembodohan. Pembodohan yang diakibatkan oleh banyak hal, seperti banyak tidur, nonton di depan laptop berlama-lama, tak bisa menggunakan gadget/handphone dengan bijak dan tentunya masalah yang lebih krusial, malas membaca. Kendalikanlah waktu, serupa mengendalikan nafsu saat berpuasa. Sebab teman tahu, apa yang membuat kita berbeda dari Rio Haryanto anak Indonesia pertama yang sukses dengan bakatnya mengemudikan Formula 1 dan membawa bendera merah putih ke seluruh dunia? Di samping itu, ternyata