Opini : Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa
Lihat Detail

Opini : Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa

Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa
(Dalam Rangka Menyambut ASEAN Economic Community 2015)
Oleh : Muh. Galang Pratama
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Prodi Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Semester III)

Mahasiswa, sebagai kata yang mendeskripsikan sebuah pola perilaku yang anarkis bagi sebagian orang dan sebagian yang lainnya menggambarkan akan sebuah puncak dari pemuda yang bermakna “maha” artinya tinggi, mampu, kritis, berjiwa pemberani, cerdas dan berprestasi.

Wirausaha MudaDalam pandangan penulis, pemuda yakni mahasiswa yang cerdas ialah mereka (baca: mahasiswa-mahasiswi) yang berkuliah dibarengi dengan menjadi seorang wirausaha muda. Mengapa ? karena mahasiswa yang berwirausaha dapat belajar mandiri untuk mencari penghasilan sendiri dan dengannya ekonomi keluarga di kampung juga turut dihadiri oleh uang hasil keringat anak sendiri.

Ada beberapa macam usaha sampingan sebagai bentuk wirausaha yang dapat dikerjakan oleh pemuda (mahasiswa). Seperti, membuka usaha laundry, usaha menjual grosir pakaian, penjualan pulsa, jasa cuci foto, jasa print, jasa pembuatan blog, termasuk berjualan makanan seperti kue, catering, prasmanan, hingga pada bisnis besar seperti tempat percetakan dan home production.

Dan yang perlu diingat ialah, dalam berwirausaha selain mendapatkan keuntungan materil, kita juga bisa mendapatkan keuntungan lain yakni sebuah bentuk pelatihan mental pada diri.

Karakter Ekonomi Bangsa
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2 persen dari persentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia telah mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) menyebutkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18 persen atau 400.000 orang, padahal jumlah idealnya mesti di atas 4,4 juta orang.

Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa
(Dalam Rangka Menyambut ASEAN Economic Community 2015)
Oleh : Muh. Galang Pratama
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Prodi Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Semester III)

Mahasiswa, sebagai kata yang mendeskripsikan sebuah pola perilaku yang anarkis bagi sebagian orang dan sebagian yang lainnya menggambarkan akan sebuah puncak dari pemuda yang bermakna “maha” artinya tinggi, mampu, kritis, berjiwa pemberani, cerdas dan berprestasi.

Wirausaha MudaDalam pandangan penulis, pemuda yakni mahasiswa yang cerdas ialah mereka (baca: mahasiswa-mahasiswi) yang berkuliah dibarengi dengan menjadi seorang wirausaha muda. Mengapa ? karena mahasiswa yang berwirausaha dapat belajar mandiri untuk mencari penghasilan sendiri dan dengannya ekonomi keluarga di kampung juga turut dihadiri oleh uang hasil keringat anak sendiri.

Ada beberapa macam usaha sampingan sebagai bentuk wirausaha yang dapat dikerjakan oleh pemuda (mahasiswa). Seperti, membuka usaha laundry, usaha menjual grosir pakaian, penjualan pulsa, jasa cuci foto, jasa print, jasa pembuatan blog, termasuk berjualan makanan seperti kue, catering, prasmanan, hingga pada bisnis besar seperti tempat percetakan dan home production.

Dan yang perlu diingat ialah, dalam berwirausaha selain mendapatkan keuntungan materil, kita juga bisa mendapatkan keuntungan lain yakni sebuah bentuk pelatihan mental pada diri.

Karakter Ekonomi Bangsa
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2 persen dari persentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia telah mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) menyebutkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18 persen atau 400.000 orang, padahal jumlah idealnya mesti di atas 4,4 juta orang.

Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa
(Dalam Rangka Menyambut ASEAN Economic Community 2015)
Oleh : Muh. Galang Pratama
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Prodi Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Semester III)

Mahasiswa, sebagai kata yang mendeskripsikan sebuah pola perilaku yang anarkis bagi sebagian orang dan sebagian yang lainnya menggambarkan akan sebuah puncak dari pemuda yang bermakna “maha” artinya tinggi, mampu, kritis, berjiwa pemberani, cerdas dan berprestasi.

Wirausaha MudaDalam pandangan penulis, pemuda yakni mahasiswa yang cerdas ialah mereka (baca: mahasiswa-mahasiswi) yang berkuliah dibarengi dengan menjadi seorang wirausaha muda. Mengapa ? karena mahasiswa yang berwirausaha dapat belajar mandiri untuk mencari penghasilan sendiri dan dengannya ekonomi keluarga di kampung juga turut dihadiri oleh uang hasil keringat anak sendiri.

Ada beberapa macam usaha sampingan sebagai bentuk wirausaha yang dapat dikerjakan oleh pemuda (mahasiswa). Seperti, membuka usaha laundry, usaha menjual grosir pakaian, penjualan pulsa, jasa cuci foto, jasa print, jasa pembuatan blog, termasuk berjualan makanan seperti kue, catering, prasmanan, hingga pada bisnis besar seperti tempat percetakan dan home production.

Dan yang perlu diingat ialah, dalam berwirausaha selain mendapatkan keuntungan materil, kita juga bisa mendapatkan keuntungan lain yakni sebuah bentuk pelatihan mental pada diri.

Karakter Ekonomi Bangsa
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2 persen dari persentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia telah mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) menyebutkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18 persen atau 400.000 orang, padahal jumlah idealnya mesti di atas 4,4 juta orang.

Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa
(Dalam Rangka Menyambut ASEAN Economic Community 2015)
Oleh : Muh. Galang Pratama
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Prodi Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Semester III)

Mahasiswa, sebagai kata yang mendeskripsikan sebuah pola perilaku yang anarkis bagi sebagian orang dan sebagian yang lainnya menggambarkan akan sebuah puncak dari pemuda yang bermakna “maha” artinya tinggi, mampu, kritis, berjiwa pemberani, cerdas dan berprestasi.

Wirausaha MudaDalam pandangan penulis, pemuda yakni mahasiswa yang cerdas ialah mereka (baca: mahasiswa-mahasiswi) yang berkuliah dibarengi dengan menjadi seorang wirausaha muda. Mengapa ? karena mahasiswa yang berwirausaha dapat belajar mandiri untuk mencari penghasilan sendiri dan dengannya ekonomi keluarga di kampung juga turut dihadiri oleh uang hasil keringat anak sendiri.

Ada beberapa macam usaha sampingan sebagai bentuk wirausaha yang dapat dikerjakan oleh pemuda (mahasiswa). Seperti, membuka usaha laundry, usaha menjual grosir pakaian, penjualan pulsa, jasa cuci foto, jasa print, jasa pembuatan blog, termasuk berjualan makanan seperti kue, catering, prasmanan, hingga pada bisnis besar seperti tempat percetakan dan home production.

Dan yang perlu diingat ialah, dalam berwirausaha selain mendapatkan keuntungan materil, kita juga bisa mendapatkan keuntungan lain yakni sebuah bentuk pelatihan mental pada diri.

Karakter Ekonomi Bangsa
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2 persen dari persentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia telah mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) menyebutkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18 persen atau 400.000 orang, padahal jumlah idealnya mesti di atas 4,4 juta orang.

Mahasiswa, Wirausaha Muda dan Karakter Ekonomi Bangsa
(Dalam Rangka Menyambut ASEAN Economic Community 2015)
Oleh : Muh. Galang Pratama
(Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Prodi Hukum Pidana dan Ketatanegaraan Semester III)

Mahasiswa, sebagai kata yang mendeskripsikan sebuah pola perilaku yang anarkis bagi sebagian orang dan sebagian yang lainnya menggambarkan akan sebuah puncak dari pemuda yang bermakna “maha” artinya tinggi, mampu, kritis, berjiwa pemberani, cerdas dan berprestasi.

Wirausaha MudaDalam pandangan penulis, pemuda yakni mahasiswa yang cerdas ialah mereka (baca: mahasiswa-mahasiswi) yang berkuliah dibarengi dengan menjadi seorang wirausaha muda. Mengapa ? karena mahasiswa yang berwirausaha dapat belajar mandiri untuk mencari penghasilan sendiri dan dengannya ekonomi keluarga di kampung juga turut dihadiri oleh uang hasil keringat anak sendiri.

Ada beberapa macam usaha sampingan sebagai bentuk wirausaha yang dapat dikerjakan oleh pemuda (mahasiswa). Seperti, membuka usaha laundry, usaha menjual grosir pakaian, penjualan pulsa, jasa cuci foto, jasa print, jasa pembuatan blog, termasuk berjualan makanan seperti kue, catering, prasmanan, hingga pada bisnis besar seperti tempat percetakan dan home production.

Dan yang perlu diingat ialah, dalam berwirausaha selain mendapatkan keuntungan materil, kita juga bisa mendapatkan keuntungan lain yakni sebuah bentuk pelatihan mental pada diri.

Karakter Ekonomi Bangsa
Seorang sosiolog bernama David McCleland mengemukakan bahwa, apabila sebuah negara ingin menjadi makmur, minimal sejumlah 2 persen dari persentase keseluruhan penduduk di negara tersebut menjadi wirausahawan. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM tahun 2013, hingga saat ini jumlah wirausaha di Indonesia telah mencapai 1,56 persen dari total jumlah penduduk. Sementara Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) menyebutkan bahwa jumlah wirausaha Indonesia baru 0,18 persen atau 400.000 orang, padahal jumlah idealnya mesti di atas 4,4 juta orang.