HPK INTERNAL COMPETITION
Lihat Detail

HPK INTERNAL COMPETITION

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, fakultas Syari'ah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar, akan mengadakan kegiatan internal jurusan yang disebutnya sebagai "HPK INTERNAL COMPETITION". Dalam kegiatan ini, terdiri atas 3 lomba besar, yaitu Lomba Debat Hukum, Olahraga, serta Seni dan Sastra. Yang namanya kegiatan internal, maka yang boleh menjadi pesertanya hanya terbatas untuk Mahasiswa-mahasiswi HPK saja. Tapi tenang, buat mahasiswa2 dari jurusan lain, bisa turut hadir menyaksikan puncak pembukaan pergelaran lomba ini yang Insya Allah akan dibuka pada tanggal 2 Mei 2014 di gedung LT fakultas Syari'ah dan Hukum.

Terima Kasih_@WebUIN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Brosur Lomba
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, fakultas Syari'ah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar, akan mengadakan kegiatan internal jurusan yang disebutnya sebagai "HPK INTERNAL COMPETITION". Dalam kegiatan ini, terdiri atas 3 lomba besar, yaitu Lomba Debat Hukum, Olahraga, serta Seni dan Sastra. Yang namanya kegiatan internal, maka yang boleh menjadi pesertanya hanya terbatas untuk Mahasiswa-mahasiswi HPK saja. Tapi tenang, buat mahasiswa2 dari jurusan lain, bisa turut hadir menyaksikan puncak pembukaan pergelaran lomba ini yang Insya Allah akan dibuka pada tanggal 2 Mei 2014 di gedung LT fakultas Syari'ah dan Hukum.

Terima Kasih_@WebUIN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR
Brosur Lomba
Nama - Nama Mahasiswa HPK 7,8 Angkatan 2013
Lihat Detail

Nama - Nama Mahasiswa HPK 7,8 Angkatan 2013

HPK 7
1. | 10300113136 | Aco Fikram S

2. | 10300113137 | Zulfaizah Nurdin

3. | 10300113139 | Hayono Harun

4. | 10300113140 | Arifuddin

5. | 10300113141 | Rahmat

6. | 10300113142 | Kamaruddin

7. | 10300113143 | Andi Sharfiah Mustari

8. | 10300113144 | Hikmah Khairani Ibrahim

9. | 10300113145 | Nur Aulia Rahma

10. | 10300113146 | Mauliyana Kahar

11. | 10300113147 | Intan Syamsuddin

12. | 10300113148 | Musdalifah

13. | 10300113149 | Moh. Fadhel J. Maronie

14. | 10300113150 | Sri Sutrasanti

15. | 10300113151 | Andi Esar Khudry Asmat

16. | 10300113152 | M. Wawan Dermawan

17. | 10300113153 | Rahmayani

18. | 10300113154 | Hasmira. H

19. | 10300113155 | Akbar Ali

20. | 10300113156 | Emmi Apriana

21. | 10300113157 | Sartika BT Gia

HPK8
1. | 1030011358 | Sulfahmi

2. | 10300113159 | Ardiansya

3. 10300113160 | Hasmi. H

4. | 10300113161 | Amriani

5. | 10300113162 | Muh. Baso Aqil Azizi

6. | 10300113163 | Muhammad Munir Majid

7. | 10300113164 | Muh. Galang Pratama

8. | 10300113165 | Nur Samsi Idris

9. | 10300113166 | Syarifuddin

10. | 10300113167 | Mawar Adri Ani

11. | 10300113168 | Anriani

12. | 10300113169 | Muhammad Ikhsan Sapa

13. | 10300113170 | Fira Yuniar

14. | 10300113171 | Riswan

15. | 10300113172 | Nurwahyuni

16. | 10300113173 | Syahrul Syarif

17. | 10300113174 | Eka Gusti Kardillah

18. | 10300113175 | Nurfadillah Ridwan

19. | 10300113176 | Yusran

20. | 10300113177 | Intan Baueja Ratu Tu

21. | 10300113178 | Hastusti

-----
                                         =====SUKSESLAH KALIAN ANAK HPK78=====
Salam _MgP^_^



*Tahun 2015 lalu, terjadi perolingan kelas. Dan itu membuat mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam kelas/kelompok HPK 7,8 harus terpisah. Lalu kemudian nama kelas berubah secara otomatis menjadi HPK C dan HPK D. HPK C berada dalam satu kelas tersendiri, begitu pun dengan HPK D. Dan teman-teman yang masuk dalam HPK C yaitu diambil dari nim 10300113136 sampai nim 10300113161. Adapun untuk teman-teman yang masuk dalam kelompok/kelas HPK D yaitu diambil dari nim 10300113162 sampai nim terakhir di HPK 8. 

Oleh karena itulah, nama HPK 7,8 kemudian berganti menjadi HPK C dan D. Sedang admin di sini yakni yang bertindak sebagai ketua tingkat (keti) yaitu Muh. Galang Pratama, berada dalam kelompok/kelas HPK D. Namun, hal itu tidak menjadi halangan buat teman-teman yang dulu tergabung dalam keluarga besar HPK 7,8. Karena kita semua telah membuktikan, bahwa cita-cita kita harus selesai tepat waktu dan diwisuda dengan prestasi gemilang, tanpa harus merasa dibeda-bedakan oleh terpisahnya satu orang dengan yang lainnya. Sekian.

Muh. Galang Pratama
Mahasiswa HPK 7,8 saat melakukan photo studio di Elegant Photography, 9 Oktober 2014

Muh. Galang Pratama

Muh. Galang Pratama

HPK 7
1. | 10300113136 | Aco Fikram S

2. | 10300113137 | Zulfaizah Nurdin

3. | 10300113139 | Hayono Harun

4. | 10300113140 | Arifuddin

5. | 10300113141 | Rahmat

6. | 10300113142 | Kamaruddin

7. | 10300113143 | Andi Sharfiah Mustari

8. | 10300113144 | Hikmah Khairani Ibrahim

9. | 10300113145 | Nur Aulia Rahma

10. | 10300113146 | Mauliyana Kahar

11. | 10300113147 | Intan Syamsuddin

12. | 10300113148 | Musdalifah

13. | 10300113149 | Moh. Fadhel J. Maronie

14. | 10300113150 | Sri Sutrasanti

15. | 10300113151 | Andi Esar Khudry Asmat

16. | 10300113152 | M. Wawan Dermawan

17. | 10300113153 | Rahmayani

18. | 10300113154 | Hasmira. H

19. | 10300113155 | Akbar Ali

20. | 10300113156 | Emmi Apriana

21. | 10300113157 | Sartika BT Gia

HPK8
1. | 1030011358 | Sulfahmi

2. | 10300113159 | Ardiansya

3. 10300113160 | Hasmi. H

4. | 10300113161 | Amriani

5. | 10300113162 | Muh. Baso Aqil Azizi

6. | 10300113163 | Muhammad Munir Majid

7. | 10300113164 | Muh. Galang Pratama

8. | 10300113165 | Nur Samsi Idris

9. | 10300113166 | Syarifuddin

10. | 10300113167 | Mawar Adri Ani

11. | 10300113168 | Anriani

12. | 10300113169 | Muhammad Ikhsan Sapa

13. | 10300113170 | Fira Yuniar

14. | 10300113171 | Riswan

15. | 10300113172 | Nurwahyuni

16. | 10300113173 | Syahrul Syarif

17. | 10300113174 | Eka Gusti Kardillah

18. | 10300113175 | Nurfadillah Ridwan

19. | 10300113176 | Yusran

20. | 10300113177 | Intan Baueja Ratu Tu

21. | 10300113178 | Hastusti

-----
                                         =====SUKSESLAH KALIAN ANAK HPK78=====
Salam _MgP^_^



*Tahun 2015 lalu, terjadi perolingan kelas. Dan itu membuat mahasiswa-mahasiswi yang tergabung dalam kelas/kelompok HPK 7,8 harus terpisah. Lalu kemudian nama kelas berubah secara otomatis menjadi HPK C dan HPK D. HPK C berada dalam satu kelas tersendiri, begitu pun dengan HPK D. Dan teman-teman yang masuk dalam HPK C yaitu diambil dari nim 10300113136 sampai nim 10300113161. Adapun untuk teman-teman yang masuk dalam kelompok/kelas HPK D yaitu diambil dari nim 10300113162 sampai nim terakhir di HPK 8. 

Oleh karena itulah, nama HPK 7,8 kemudian berganti menjadi HPK C dan D. Sedang admin di sini yakni yang bertindak sebagai ketua tingkat (keti) yaitu Muh. Galang Pratama, berada dalam kelompok/kelas HPK D. Namun, hal itu tidak menjadi halangan buat teman-teman yang dulu tergabung dalam keluarga besar HPK 7,8. Karena kita semua telah membuktikan, bahwa cita-cita kita harus selesai tepat waktu dan diwisuda dengan prestasi gemilang, tanpa harus merasa dibeda-bedakan oleh terpisahnya satu orang dengan yang lainnya. Sekian.

Muh. Galang Pratama
Mahasiswa HPK 7,8 saat melakukan photo studio di Elegant Photography, 9 Oktober 2014

Muh. Galang Pratama

Muh. Galang Pratama

Resume Filsafat6 | Awal Mula Penspesifikasian Ilmu
Lihat Detail

Resume Filsafat6 | Awal Mula Penspesifikasian Ilmu

Awal Mula Penspesifikasian Ilmu

Pada zaman kejayaan Phytagoras sampai zaman Aljabar, mendefinisikan ilmu sebagai kesatuan dan belum terbagi-bagi dalam ilmu yang lebih mengkhusus. Seperti halnya, ilmu antara matematika dan mistik tidak dapat dipisahkan. Matematika dan mistik pada saat itu adalah satu kesatuan kerena mereka menganggap didalam angka-angka yang ada terdapat kepercayaan atas adanya suatu kekuatan, misalnya angka 3. Menurut mereka, angka 3 adalah angka yang sangat sakral karena mereka percaya terdapat dan terkumpul berbagai perlawanan didalamnya, yaitu manusia terdiri dari genap, ganjil dan penyempurna. Selain angka 3 ada juga angka sakral lainnya, seperti 13, 27, 9 dan seterusnya. Penganut agama Kristen juga mempercayai hal tersebut, maka dari itu mereka sangat menyucikan simbol segitiga yang memiliki arti hubungan harmonis antar manusia, mereka menyebutnya dengan nama sacred triangle. Dalam dollar Amerika juga terdapat lambang segitiga dengan gambar satu mata di tengahnya, segitiga tersebut menandakan orang-orang yang tercerahkan dan simbol mata menandakan sumber pengetahuan

Pada zaman kejayaan Umat Kristiani, teori yang mengatakan bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya yang mengitari bumi diterima oleh gereja, karena para petinggi agama tersebut memiliki pemahaman bahwa, hanya orang kristiani yang akan selamat dimuka bumi ini, yang lainnya adalah orang yang tersesat. Itulah mengapa, semua yang ada di alam semesta ini akan menyembah tempat kaumnya berdiri yaitu bumi. Missionarisme adalah misi yang dilakukan umat Kristen untuk mengkristenkan umat manusia dikarenakan kepercayaan mereka tentang umat manusia yang selamat hanya mereka. Namun, teori yang mereka yakini

dipatahkan oleh teori dari Galileo Galilei dan meruntuhkan dogma gerejanya, karena sesungguhnya bumi dan benda langit lainnyalah yang mengitari matahari.

Matematika dan mistik mulai berpisah sedikit demi sedikit sejak zaman Aljabar dan Al Khawarizmi. Disinilah pentingnya peran objek material dan objek formal, walaupun materinya sama tapi cara pandangnya akan berbeda-beda, maka akan timbul spesifikasi ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, biologi dan lain-lain. Ilmu mulai memiliki spesifikasi, ketika para ilmuwan dan filosof menggunakan objek material dan objek formal sebagai pandangan dasar ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu membagi dirinya dengan objek material dan objek formal, sedangkan filsafat mulai membagi dirinya dengan adanya ontologi, epistemologi, dan Aksiologi. Awalnya tugas filsafat menurut Aristoteles adalah to deepen our existing understanding of the world (Untuk memperdalam pemahaman kita yang sekarang tentang dunia), dunia yang dimaksud adalah apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, dan apa yang kita miliki di dunia. Jadi, filsafat adalah bagaimana lebih memahami tentang dunia kita.

Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang semua yang ada, dan dipakai ilmuwan untuk melahirkan sesuatu. Hal terpenting dalam ilmu ini adalah potensialitas dan aktualitas. Potensialitas adalah suatu hal yang nanti akan terjadi dan belum pasti, sedangkan aktualitas adalah suatu hal yang sekarang terjadi dan sudah pasti. Epistimologi adalah ilmu tentang cara-cara/metode untuk mengetahui sesuatu oleh seorang individu. Ilmu ini memiliki rasionalis dan empiris. Rasionalis adalah pemberian keputusan oleh akal manusia, sedangkan empiris adalah pemberian keputusan atas apa yang dialami dan dirasakan oleh panca indra. Aksiologi adalah ilmu yang membahas tentang nilai. Pemberian nilai tersebut dibagi melalui 2 cara, yaitu secara nilai subjektif dan nilai objektif. Nilai subjektif adalah pemberian nilai atau tanggapan atas sesuatu dari diri sendiri atau pendapat orang lain, sedangkan nilai objektif adalah pemberian nilai atau tanggapan secara universal atau dalam artian sesuatu tersebut (objeknya) telah memberikan nilai tersendiri atas dirinya dan semua orang mengakuinya. Kesimpulannya adalah filsafat membahas tentang sesuatu, memberi keputusan, dan memberikan nilai terhadap sesuatu disebut dengan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.

------
By. Hikmah Khairani Ibrahim

10300113144

HPK 7





Awal Mula Penspesifikasian Ilmu

Pada zaman kejayaan Phytagoras sampai zaman Aljabar, mendefinisikan ilmu sebagai kesatuan dan belum terbagi-bagi dalam ilmu yang lebih mengkhusus. Seperti halnya, ilmu antara matematika dan mistik tidak dapat dipisahkan. Matematika dan mistik pada saat itu adalah satu kesatuan kerena mereka menganggap didalam angka-angka yang ada terdapat kepercayaan atas adanya suatu kekuatan, misalnya angka 3. Menurut mereka, angka 3 adalah angka yang sangat sakral karena mereka percaya terdapat dan terkumpul berbagai perlawanan didalamnya, yaitu manusia terdiri dari genap, ganjil dan penyempurna. Selain angka 3 ada juga angka sakral lainnya, seperti 13, 27, 9 dan seterusnya. Penganut agama Kristen juga mempercayai hal tersebut, maka dari itu mereka sangat menyucikan simbol segitiga yang memiliki arti hubungan harmonis antar manusia, mereka menyebutnya dengan nama sacred triangle. Dalam dollar Amerika juga terdapat lambang segitiga dengan gambar satu mata di tengahnya, segitiga tersebut menandakan orang-orang yang tercerahkan dan simbol mata menandakan sumber pengetahuan

Pada zaman kejayaan Umat Kristiani, teori yang mengatakan bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya yang mengitari bumi diterima oleh gereja, karena para petinggi agama tersebut memiliki pemahaman bahwa, hanya orang kristiani yang akan selamat dimuka bumi ini, yang lainnya adalah orang yang tersesat. Itulah mengapa, semua yang ada di alam semesta ini akan menyembah tempat kaumnya berdiri yaitu bumi. Missionarisme adalah misi yang dilakukan umat Kristen untuk mengkristenkan umat manusia dikarenakan kepercayaan mereka tentang umat manusia yang selamat hanya mereka. Namun, teori yang mereka yakini

dipatahkan oleh teori dari Galileo Galilei dan meruntuhkan dogma gerejanya, karena sesungguhnya bumi dan benda langit lainnyalah yang mengitari matahari.

Matematika dan mistik mulai berpisah sedikit demi sedikit sejak zaman Aljabar dan Al Khawarizmi. Disinilah pentingnya peran objek material dan objek formal, walaupun materinya sama tapi cara pandangnya akan berbeda-beda, maka akan timbul spesifikasi ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, biologi dan lain-lain. Ilmu mulai memiliki spesifikasi, ketika para ilmuwan dan filosof menggunakan objek material dan objek formal sebagai pandangan dasar ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu membagi dirinya dengan objek material dan objek formal, sedangkan filsafat mulai membagi dirinya dengan adanya ontologi, epistemologi, dan Aksiologi. Awalnya tugas filsafat menurut Aristoteles adalah to deepen our existing understanding of the world (Untuk memperdalam pemahaman kita yang sekarang tentang dunia), dunia yang dimaksud adalah apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, dan apa yang kita miliki di dunia. Jadi, filsafat adalah bagaimana lebih memahami tentang dunia kita.

Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang semua yang ada, dan dipakai ilmuwan untuk melahirkan sesuatu. Hal terpenting dalam ilmu ini adalah potensialitas dan aktualitas. Potensialitas adalah suatu hal yang nanti akan terjadi dan belum pasti, sedangkan aktualitas adalah suatu hal yang sekarang terjadi dan sudah pasti. Epistimologi adalah ilmu tentang cara-cara/metode untuk mengetahui sesuatu oleh seorang individu. Ilmu ini memiliki rasionalis dan empiris. Rasionalis adalah pemberian keputusan oleh akal manusia, sedangkan empiris adalah pemberian keputusan atas apa yang dialami dan dirasakan oleh panca indra. Aksiologi adalah ilmu yang membahas tentang nilai. Pemberian nilai tersebut dibagi melalui 2 cara, yaitu secara nilai subjektif dan nilai objektif. Nilai subjektif adalah pemberian nilai atau tanggapan atas sesuatu dari diri sendiri atau pendapat orang lain, sedangkan nilai objektif adalah pemberian nilai atau tanggapan secara universal atau dalam artian sesuatu tersebut (objeknya) telah memberikan nilai tersendiri atas dirinya dan semua orang mengakuinya. Kesimpulannya adalah filsafat membahas tentang sesuatu, memberi keputusan, dan memberikan nilai terhadap sesuatu disebut dengan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.

------
By. Hikmah Khairani Ibrahim

10300113144

HPK 7





Awal Mula Penspesifikasian Ilmu

Pada zaman kejayaan Phytagoras sampai zaman Aljabar, mendefinisikan ilmu sebagai kesatuan dan belum terbagi-bagi dalam ilmu yang lebih mengkhusus. Seperti halnya, ilmu antara matematika dan mistik tidak dapat dipisahkan. Matematika dan mistik pada saat itu adalah satu kesatuan kerena mereka menganggap didalam angka-angka yang ada terdapat kepercayaan atas adanya suatu kekuatan, misalnya angka 3. Menurut mereka, angka 3 adalah angka yang sangat sakral karena mereka percaya terdapat dan terkumpul berbagai perlawanan didalamnya, yaitu manusia terdiri dari genap, ganjil dan penyempurna. Selain angka 3 ada juga angka sakral lainnya, seperti 13, 27, 9 dan seterusnya. Penganut agama Kristen juga mempercayai hal tersebut, maka dari itu mereka sangat menyucikan simbol segitiga yang memiliki arti hubungan harmonis antar manusia, mereka menyebutnya dengan nama sacred triangle. Dalam dollar Amerika juga terdapat lambang segitiga dengan gambar satu mata di tengahnya, segitiga tersebut menandakan orang-orang yang tercerahkan dan simbol mata menandakan sumber pengetahuan

Pada zaman kejayaan Umat Kristiani, teori yang mengatakan bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya yang mengitari bumi diterima oleh gereja, karena para petinggi agama tersebut memiliki pemahaman bahwa, hanya orang kristiani yang akan selamat dimuka bumi ini, yang lainnya adalah orang yang tersesat. Itulah mengapa, semua yang ada di alam semesta ini akan menyembah tempat kaumnya berdiri yaitu bumi. Missionarisme adalah misi yang dilakukan umat Kristen untuk mengkristenkan umat manusia dikarenakan kepercayaan mereka tentang umat manusia yang selamat hanya mereka. Namun, teori yang mereka yakini

dipatahkan oleh teori dari Galileo Galilei dan meruntuhkan dogma gerejanya, karena sesungguhnya bumi dan benda langit lainnyalah yang mengitari matahari.

Matematika dan mistik mulai berpisah sedikit demi sedikit sejak zaman Aljabar dan Al Khawarizmi. Disinilah pentingnya peran objek material dan objek formal, walaupun materinya sama tapi cara pandangnya akan berbeda-beda, maka akan timbul spesifikasi ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, biologi dan lain-lain. Ilmu mulai memiliki spesifikasi, ketika para ilmuwan dan filosof menggunakan objek material dan objek formal sebagai pandangan dasar ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu membagi dirinya dengan objek material dan objek formal, sedangkan filsafat mulai membagi dirinya dengan adanya ontologi, epistemologi, dan Aksiologi. Awalnya tugas filsafat menurut Aristoteles adalah to deepen our existing understanding of the world (Untuk memperdalam pemahaman kita yang sekarang tentang dunia), dunia yang dimaksud adalah apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, dan apa yang kita miliki di dunia. Jadi, filsafat adalah bagaimana lebih memahami tentang dunia kita.

Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang semua yang ada, dan dipakai ilmuwan untuk melahirkan sesuatu. Hal terpenting dalam ilmu ini adalah potensialitas dan aktualitas. Potensialitas adalah suatu hal yang nanti akan terjadi dan belum pasti, sedangkan aktualitas adalah suatu hal yang sekarang terjadi dan sudah pasti. Epistimologi adalah ilmu tentang cara-cara/metode untuk mengetahui sesuatu oleh seorang individu. Ilmu ini memiliki rasionalis dan empiris. Rasionalis adalah pemberian keputusan oleh akal manusia, sedangkan empiris adalah pemberian keputusan atas apa yang dialami dan dirasakan oleh panca indra. Aksiologi adalah ilmu yang membahas tentang nilai. Pemberian nilai tersebut dibagi melalui 2 cara, yaitu secara nilai subjektif dan nilai objektif. Nilai subjektif adalah pemberian nilai atau tanggapan atas sesuatu dari diri sendiri atau pendapat orang lain, sedangkan nilai objektif adalah pemberian nilai atau tanggapan secara universal atau dalam artian sesuatu tersebut (objeknya) telah memberikan nilai tersendiri atas dirinya dan semua orang mengakuinya. Kesimpulannya adalah filsafat membahas tentang sesuatu, memberi keputusan, dan memberikan nilai terhadap sesuatu disebut dengan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.

------
By. Hikmah Khairani Ibrahim

10300113144

HPK 7





Awal Mula Penspesifikasian Ilmu

Pada zaman kejayaan Phytagoras sampai zaman Aljabar, mendefinisikan ilmu sebagai kesatuan dan belum terbagi-bagi dalam ilmu yang lebih mengkhusus. Seperti halnya, ilmu antara matematika dan mistik tidak dapat dipisahkan. Matematika dan mistik pada saat itu adalah satu kesatuan kerena mereka menganggap didalam angka-angka yang ada terdapat kepercayaan atas adanya suatu kekuatan, misalnya angka 3. Menurut mereka, angka 3 adalah angka yang sangat sakral karena mereka percaya terdapat dan terkumpul berbagai perlawanan didalamnya, yaitu manusia terdiri dari genap, ganjil dan penyempurna. Selain angka 3 ada juga angka sakral lainnya, seperti 13, 27, 9 dan seterusnya. Penganut agama Kristen juga mempercayai hal tersebut, maka dari itu mereka sangat menyucikan simbol segitiga yang memiliki arti hubungan harmonis antar manusia, mereka menyebutnya dengan nama sacred triangle. Dalam dollar Amerika juga terdapat lambang segitiga dengan gambar satu mata di tengahnya, segitiga tersebut menandakan orang-orang yang tercerahkan dan simbol mata menandakan sumber pengetahuan

Pada zaman kejayaan Umat Kristiani, teori yang mengatakan bahwa matahari, bulan dan benda langit lainnya yang mengitari bumi diterima oleh gereja, karena para petinggi agama tersebut memiliki pemahaman bahwa, hanya orang kristiani yang akan selamat dimuka bumi ini, yang lainnya adalah orang yang tersesat. Itulah mengapa, semua yang ada di alam semesta ini akan menyembah tempat kaumnya berdiri yaitu bumi. Missionarisme adalah misi yang dilakukan umat Kristen untuk mengkristenkan umat manusia dikarenakan kepercayaan mereka tentang umat manusia yang selamat hanya mereka. Namun, teori yang mereka yakini

dipatahkan oleh teori dari Galileo Galilei dan meruntuhkan dogma gerejanya, karena sesungguhnya bumi dan benda langit lainnyalah yang mengitari matahari.

Matematika dan mistik mulai berpisah sedikit demi sedikit sejak zaman Aljabar dan Al Khawarizmi. Disinilah pentingnya peran objek material dan objek formal, walaupun materinya sama tapi cara pandangnya akan berbeda-beda, maka akan timbul spesifikasi ilmu pengetahuan, seperti matematika, fisika, biologi dan lain-lain. Ilmu mulai memiliki spesifikasi, ketika para ilmuwan dan filosof menggunakan objek material dan objek formal sebagai pandangan dasar ilmu pengetahuan.

Filsafat ilmu membagi dirinya dengan objek material dan objek formal, sedangkan filsafat mulai membagi dirinya dengan adanya ontologi, epistemologi, dan Aksiologi. Awalnya tugas filsafat menurut Aristoteles adalah to deepen our existing understanding of the world (Untuk memperdalam pemahaman kita yang sekarang tentang dunia), dunia yang dimaksud adalah apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, dan apa yang kita miliki di dunia. Jadi, filsafat adalah bagaimana lebih memahami tentang dunia kita.

Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang semua yang ada, dan dipakai ilmuwan untuk melahirkan sesuatu. Hal terpenting dalam ilmu ini adalah potensialitas dan aktualitas. Potensialitas adalah suatu hal yang nanti akan terjadi dan belum pasti, sedangkan aktualitas adalah suatu hal yang sekarang terjadi dan sudah pasti. Epistimologi adalah ilmu tentang cara-cara/metode untuk mengetahui sesuatu oleh seorang individu. Ilmu ini memiliki rasionalis dan empiris. Rasionalis adalah pemberian keputusan oleh akal manusia, sedangkan empiris adalah pemberian keputusan atas apa yang dialami dan dirasakan oleh panca indra. Aksiologi adalah ilmu yang membahas tentang nilai. Pemberian nilai tersebut dibagi melalui 2 cara, yaitu secara nilai subjektif dan nilai objektif. Nilai subjektif adalah pemberian nilai atau tanggapan atas sesuatu dari diri sendiri atau pendapat orang lain, sedangkan nilai objektif adalah pemberian nilai atau tanggapan secara universal atau dalam artian sesuatu tersebut (objeknya) telah memberikan nilai tersendiri atas dirinya dan semua orang mengakuinya. Kesimpulannya adalah filsafat membahas tentang sesuatu, memberi keputusan, dan memberikan nilai terhadap sesuatu disebut dengan Ontologi, Epistimologi, dan Aksiologi.

------
By. Hikmah Khairani Ibrahim

10300113144

HPK 7





Resume filsafat5 | Pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi
Lihat Detail

Resume filsafat5 | Pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Pada tanggal  07/11/2013 kami dari jurusan HPK masuk mata kuliah filsafat ilmu yang dimana pada waktu itu kita membahas materi pengantar atau dasar-dasar filsafat ilmu yang membahas tentang :

1.       Tujuan dari filsafat terhadap kehidupan manusia
2.       Filsafat berdasarkan pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi

1.   Pada pertemuan kali itu Bapak menjelaskan kepada kami mengenai tujuan filsafat yang dikemukakan oleh Aristoteles yaitu “ to deepan our existing understanding of the word” yang pada waktu itu kebetulan yang disuruh oleh Dosen membaca kalimat itu adalah Saya. Kalimat itu mempunyai arti bahwa” untuk memperdalam pemahaman kamu terhadap dunia”. Itulah tujuan dari filsafat berdasarkan gagasan oleh Aristoteles bahwa dalam gagasannya filsafat itu mengantarkan kita untuk memahami tentang dunia ini. Dan untuk mengkaji diperlukan adanya spesifikasi,Bapak juga menjelaskan tentang ilmu Mate-matika. Ilmu Mate-matika pada zaman dahulu itu dipandang sebagai hal yang mistik misalnya angka 3, yang menjelasakan hal seperti dibawah ini :
                                                          Tuhan
hapeka.blogspot.com
Tuhan Di ujung Atas,
Manusia Kiri Bawah, dan
Alam Kanan Bawah




 Manusia           Alam
Segi tiga ini menjelasakan tentang hubungan kita sebagai manusia dengan alam dan tuhan, inilah maksud angka 3 tersebut yang pada waktu itu dikatakan sebagai angka yang mistik atau angka yang keramat pada waktu itu. Ada saat dimana Mate-matika itu berpisah dengan hal yang mistik ketika Alwarismi mengarang buku dari situlah Mate-matika mulai berpisah sedikit demi sedikit.

2.  Filsafat berdasarkan Ontologi, Epistomolpgi, dan Aksiologi.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Pada tanggal  07/11/2013 kami dari jurusan HPK masuk mata kuliah filsafat ilmu yang dimana pada waktu itu kita membahas materi pengantar atau dasar-dasar filsafat ilmu yang membahas tentang :

1.       Tujuan dari filsafat terhadap kehidupan manusia
2.       Filsafat berdasarkan pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi

1.   Pada pertemuan kali itu Bapak menjelaskan kepada kami mengenai tujuan filsafat yang dikemukakan oleh Aristoteles yaitu “ to deepan our existing understanding of the word” yang pada waktu itu kebetulan yang disuruh oleh Dosen membaca kalimat itu adalah Saya. Kalimat itu mempunyai arti bahwa” untuk memperdalam pemahaman kamu terhadap dunia”. Itulah tujuan dari filsafat berdasarkan gagasan oleh Aristoteles bahwa dalam gagasannya filsafat itu mengantarkan kita untuk memahami tentang dunia ini. Dan untuk mengkaji diperlukan adanya spesifikasi,Bapak juga menjelaskan tentang ilmu Mate-matika. Ilmu Mate-matika pada zaman dahulu itu dipandang sebagai hal yang mistik misalnya angka 3, yang menjelasakan hal seperti dibawah ini :
                                                          Tuhan
hapeka.blogspot.com
Tuhan Di ujung Atas,
Manusia Kiri Bawah, dan
Alam Kanan Bawah




 Manusia           Alam
Segi tiga ini menjelasakan tentang hubungan kita sebagai manusia dengan alam dan tuhan, inilah maksud angka 3 tersebut yang pada waktu itu dikatakan sebagai angka yang mistik atau angka yang keramat pada waktu itu. Ada saat dimana Mate-matika itu berpisah dengan hal yang mistik ketika Alwarismi mengarang buku dari situlah Mate-matika mulai berpisah sedikit demi sedikit.

2.  Filsafat berdasarkan Ontologi, Epistomolpgi, dan Aksiologi.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Pada tanggal  07/11/2013 kami dari jurusan HPK masuk mata kuliah filsafat ilmu yang dimana pada waktu itu kita membahas materi pengantar atau dasar-dasar filsafat ilmu yang membahas tentang :

1.       Tujuan dari filsafat terhadap kehidupan manusia
2.       Filsafat berdasarkan pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi

1.   Pada pertemuan kali itu Bapak menjelaskan kepada kami mengenai tujuan filsafat yang dikemukakan oleh Aristoteles yaitu “ to deepan our existing understanding of the word” yang pada waktu itu kebetulan yang disuruh oleh Dosen membaca kalimat itu adalah Saya. Kalimat itu mempunyai arti bahwa” untuk memperdalam pemahaman kamu terhadap dunia”. Itulah tujuan dari filsafat berdasarkan gagasan oleh Aristoteles bahwa dalam gagasannya filsafat itu mengantarkan kita untuk memahami tentang dunia ini. Dan untuk mengkaji diperlukan adanya spesifikasi,Bapak juga menjelaskan tentang ilmu Mate-matika. Ilmu Mate-matika pada zaman dahulu itu dipandang sebagai hal yang mistik misalnya angka 3, yang menjelasakan hal seperti dibawah ini :
                                                          Tuhan
hapeka.blogspot.com
Tuhan Di ujung Atas,
Manusia Kiri Bawah, dan
Alam Kanan Bawah




 Manusia           Alam
Segi tiga ini menjelasakan tentang hubungan kita sebagai manusia dengan alam dan tuhan, inilah maksud angka 3 tersebut yang pada waktu itu dikatakan sebagai angka yang mistik atau angka yang keramat pada waktu itu. Ada saat dimana Mate-matika itu berpisah dengan hal yang mistik ketika Alwarismi mengarang buku dari situlah Mate-matika mulai berpisah sedikit demi sedikit.

2.  Filsafat berdasarkan Ontologi, Epistomolpgi, dan Aksiologi.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Pada tanggal  07/11/2013 kami dari jurusan HPK masuk mata kuliah filsafat ilmu yang dimana pada waktu itu kita membahas materi pengantar atau dasar-dasar filsafat ilmu yang membahas tentang :

1.       Tujuan dari filsafat terhadap kehidupan manusia
2.       Filsafat berdasarkan pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi

1.   Pada pertemuan kali itu Bapak menjelaskan kepada kami mengenai tujuan filsafat yang dikemukakan oleh Aristoteles yaitu “ to deepan our existing understanding of the word” yang pada waktu itu kebetulan yang disuruh oleh Dosen membaca kalimat itu adalah Saya. Kalimat itu mempunyai arti bahwa” untuk memperdalam pemahaman kamu terhadap dunia”. Itulah tujuan dari filsafat berdasarkan gagasan oleh Aristoteles bahwa dalam gagasannya filsafat itu mengantarkan kita untuk memahami tentang dunia ini. Dan untuk mengkaji diperlukan adanya spesifikasi,Bapak juga menjelaskan tentang ilmu Mate-matika. Ilmu Mate-matika pada zaman dahulu itu dipandang sebagai hal yang mistik misalnya angka 3, yang menjelasakan hal seperti dibawah ini :
                                                          Tuhan
hapeka.blogspot.com
Tuhan Di ujung Atas,
Manusia Kiri Bawah, dan
Alam Kanan Bawah




 Manusia           Alam
Segi tiga ini menjelasakan tentang hubungan kita sebagai manusia dengan alam dan tuhan, inilah maksud angka 3 tersebut yang pada waktu itu dikatakan sebagai angka yang mistik atau angka yang keramat pada waktu itu. Ada saat dimana Mate-matika itu berpisah dengan hal yang mistik ketika Alwarismi mengarang buku dari situlah Mate-matika mulai berpisah sedikit demi sedikit.

2.  Filsafat berdasarkan Ontologi, Epistomolpgi, dan Aksiologi.
Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Pada tanggal  07/11/2013 kami dari jurusan HPK masuk mata kuliah filsafat ilmu yang dimana pada waktu itu kita membahas materi pengantar atau dasar-dasar filsafat ilmu yang membahas tentang :

1.       Tujuan dari filsafat terhadap kehidupan manusia
2.       Filsafat berdasarkan pembahasan Ontologi, Epistomologi dan, Aksiologi

1.   Pada pertemuan kali itu Bapak menjelaskan kepada kami mengenai tujuan filsafat yang dikemukakan oleh Aristoteles yaitu “ to deepan our existing understanding of the word” yang pada waktu itu kebetulan yang disuruh oleh Dosen membaca kalimat itu adalah Saya. Kalimat itu mempunyai arti bahwa” untuk memperdalam pemahaman kamu terhadap dunia”. Itulah tujuan dari filsafat berdasarkan gagasan oleh Aristoteles bahwa dalam gagasannya filsafat itu mengantarkan kita untuk memahami tentang dunia ini. Dan untuk mengkaji diperlukan adanya spesifikasi,Bapak juga menjelaskan tentang ilmu Mate-matika. Ilmu Mate-matika pada zaman dahulu itu dipandang sebagai hal yang mistik misalnya angka 3, yang menjelasakan hal seperti dibawah ini :
                                                          Tuhan
hapeka.blogspot.com
Tuhan Di ujung Atas,
Manusia Kiri Bawah, dan
Alam Kanan Bawah




 Manusia           Alam
Segi tiga ini menjelasakan tentang hubungan kita sebagai manusia dengan alam dan tuhan, inilah maksud angka 3 tersebut yang pada waktu itu dikatakan sebagai angka yang mistik atau angka yang keramat pada waktu itu. Ada saat dimana Mate-matika itu berpisah dengan hal yang mistik ketika Alwarismi mengarang buku dari situlah Mate-matika mulai berpisah sedikit demi sedikit.

2.  Filsafat berdasarkan Ontologi, Epistomolpgi, dan Aksiologi.
Resume Filsafat4 | Objek Kajian Filsafat Ilmu
Lihat Detail

Resume Filsafat4 | Objek Kajian Filsafat Ilmu

Objek Kajian Filsafat Ilmu

     Untuk membahas objek kajian dalam filsafat ilmu, perlu dikaji terlebih dahulu makna filsafat itu. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, dan terdiri dari kata Philo yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan.

     Objek kajian filsafat ilmu terdiri atas dua bagian yaitu, objek material dan objek formal. Kegunaan objek material dan objek formal adalah sebagai objek yang akan dipilah-pilah dan akan menjadi istilah oprasional filsafat ilmu. Objek material adalah objek yang akan dikaji, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Terkadang objeknya hanya satu, misalnya objek yang akan dikaji adalah makanan dan dikaji oleh seorang Dokter maka objek tersebut dikaji dari segi kesehatannya bagi manusia, atau dikaji oleh seorang ahli nutrisi maka makanan tersebut dikaji dari segi keseimbangan nutrisinya, atau makanan tersebut dikaji oleh seorang chef maka makanan tersebut dikaji dari segi rasa dan keindahan penyajiannya. Objek formal adalah gaya
Objek Kajian Filsafat Ilmu

     Untuk membahas objek kajian dalam filsafat ilmu, perlu dikaji terlebih dahulu makna filsafat itu. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, dan terdiri dari kata Philo yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan.

     Objek kajian filsafat ilmu terdiri atas dua bagian yaitu, objek material dan objek formal. Kegunaan objek material dan objek formal adalah sebagai objek yang akan dipilah-pilah dan akan menjadi istilah oprasional filsafat ilmu. Objek material adalah objek yang akan dikaji, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Terkadang objeknya hanya satu, misalnya objek yang akan dikaji adalah makanan dan dikaji oleh seorang Dokter maka objek tersebut dikaji dari segi kesehatannya bagi manusia, atau dikaji oleh seorang ahli nutrisi maka makanan tersebut dikaji dari segi keseimbangan nutrisinya, atau makanan tersebut dikaji oleh seorang chef maka makanan tersebut dikaji dari segi rasa dan keindahan penyajiannya. Objek formal adalah gaya
Objek Kajian Filsafat Ilmu

     Untuk membahas objek kajian dalam filsafat ilmu, perlu dikaji terlebih dahulu makna filsafat itu. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, dan terdiri dari kata Philo yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan.

     Objek kajian filsafat ilmu terdiri atas dua bagian yaitu, objek material dan objek formal. Kegunaan objek material dan objek formal adalah sebagai objek yang akan dipilah-pilah dan akan menjadi istilah oprasional filsafat ilmu. Objek material adalah objek yang akan dikaji, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Terkadang objeknya hanya satu, misalnya objek yang akan dikaji adalah makanan dan dikaji oleh seorang Dokter maka objek tersebut dikaji dari segi kesehatannya bagi manusia, atau dikaji oleh seorang ahli nutrisi maka makanan tersebut dikaji dari segi keseimbangan nutrisinya, atau makanan tersebut dikaji oleh seorang chef maka makanan tersebut dikaji dari segi rasa dan keindahan penyajiannya. Objek formal adalah gaya
Objek Kajian Filsafat Ilmu

     Untuk membahas objek kajian dalam filsafat ilmu, perlu dikaji terlebih dahulu makna filsafat itu. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, dan terdiri dari kata Philo yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan.

     Objek kajian filsafat ilmu terdiri atas dua bagian yaitu, objek material dan objek formal. Kegunaan objek material dan objek formal adalah sebagai objek yang akan dipilah-pilah dan akan menjadi istilah oprasional filsafat ilmu. Objek material adalah objek yang akan dikaji, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Terkadang objeknya hanya satu, misalnya objek yang akan dikaji adalah makanan dan dikaji oleh seorang Dokter maka objek tersebut dikaji dari segi kesehatannya bagi manusia, atau dikaji oleh seorang ahli nutrisi maka makanan tersebut dikaji dari segi keseimbangan nutrisinya, atau makanan tersebut dikaji oleh seorang chef maka makanan tersebut dikaji dari segi rasa dan keindahan penyajiannya. Objek formal adalah gaya
Objek Kajian Filsafat Ilmu

     Untuk membahas objek kajian dalam filsafat ilmu, perlu dikaji terlebih dahulu makna filsafat itu. Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philosophia, dan terdiri dari kata Philo yang berarti kesukaan atau kecintaan terhadap sesuatu, dan kata Sophia yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat diartikan sebagai suatu kecintaan terhadap kebijaksanaan.

     Objek kajian filsafat ilmu terdiri atas dua bagian yaitu, objek material dan objek formal. Kegunaan objek material dan objek formal adalah sebagai objek yang akan dipilah-pilah dan akan menjadi istilah oprasional filsafat ilmu. Objek material adalah objek yang akan dikaji, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Terkadang objeknya hanya satu, misalnya objek yang akan dikaji adalah makanan dan dikaji oleh seorang Dokter maka objek tersebut dikaji dari segi kesehatannya bagi manusia, atau dikaji oleh seorang ahli nutrisi maka makanan tersebut dikaji dari segi keseimbangan nutrisinya, atau makanan tersebut dikaji oleh seorang chef maka makanan tersebut dikaji dari segi rasa dan keindahan penyajiannya. Objek formal adalah gaya
Resume Filsafat3 | Pengantar Filsafat Ilmu
Lihat Detail

Resume Filsafat3 | Pengantar Filsafat Ilmu

Pengantar Filsafat Ilmu

       Beda kepala, beda isinya. Istilah ini saya simpulkan dari pertemuan kami yang kemarin. Ketika Pengertian Filsafat dijadikan sebuah pertanyaan, maka jawaban beberapa orang akan berbeda-beda. Empat orang yang berkesempatan mengemukakan pendapatnya kemarin juga memiliki jawaban berbeda-beda ketika diberikan pertanyaan tentang pengertian filsafat. Galang sebagai orang pertama menuliskan jawabannya bahwa Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang cara pendekatan kepada Tuhan., kemudian Aqil sebagai orang kedua menuliskan jawabannya bahwa Filsafat merupakan pusat dari segala ilmu pengetahuan. Orang ketiga yang berkesempatan menuliskan jawabannya tentang pengertian Filsafat adalah saya sendiri. Berhubung karena saya memang belum mempunyai pengetahuan dasar tentang Ilmu filsafat itu sendiri dan bagi saya ini memang adalah sesuatu yang sangat baru untuk saya pelajari, maka jawaban saya sangat jauh dari pengertian filsafat yang sebenarnya, yaitu Filsafat adalah sejarah pengetahuan. Jawaban saya ini menjadi jawaban tersingkat dan kurang tepat di antara jawaban yang lain. Kemudian, orang terakhir yang menuliskan jawabannya adalah Uli yang menuliskan bahwa Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendalami sesuatu yang ingin diketahui.
Pengantar Filsafat Ilmu

       Beda kepala, beda isinya. Istilah ini saya simpulkan dari pertemuan kami yang kemarin. Ketika Pengertian Filsafat dijadikan sebuah pertanyaan, maka jawaban beberapa orang akan berbeda-beda. Empat orang yang berkesempatan mengemukakan pendapatnya kemarin juga memiliki jawaban berbeda-beda ketika diberikan pertanyaan tentang pengertian filsafat. Galang sebagai orang pertama menuliskan jawabannya bahwa Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang cara pendekatan kepada Tuhan., kemudian Aqil sebagai orang kedua menuliskan jawabannya bahwa Filsafat merupakan pusat dari segala ilmu pengetahuan. Orang ketiga yang berkesempatan menuliskan jawabannya tentang pengertian Filsafat adalah saya sendiri. Berhubung karena saya memang belum mempunyai pengetahuan dasar tentang Ilmu filsafat itu sendiri dan bagi saya ini memang adalah sesuatu yang sangat baru untuk saya pelajari, maka jawaban saya sangat jauh dari pengertian filsafat yang sebenarnya, yaitu Filsafat adalah sejarah pengetahuan. Jawaban saya ini menjadi jawaban tersingkat dan kurang tepat di antara jawaban yang lain. Kemudian, orang terakhir yang menuliskan jawabannya adalah Uli yang menuliskan bahwa Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendalami sesuatu yang ingin diketahui.
Pengantar Filsafat Ilmu

       Beda kepala, beda isinya. Istilah ini saya simpulkan dari pertemuan kami yang kemarin. Ketika Pengertian Filsafat dijadikan sebuah pertanyaan, maka jawaban beberapa orang akan berbeda-beda. Empat orang yang berkesempatan mengemukakan pendapatnya kemarin juga memiliki jawaban berbeda-beda ketika diberikan pertanyaan tentang pengertian filsafat. Galang sebagai orang pertama menuliskan jawabannya bahwa Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang cara pendekatan kepada Tuhan., kemudian Aqil sebagai orang kedua menuliskan jawabannya bahwa Filsafat merupakan pusat dari segala ilmu pengetahuan. Orang ketiga yang berkesempatan menuliskan jawabannya tentang pengertian Filsafat adalah saya sendiri. Berhubung karena saya memang belum mempunyai pengetahuan dasar tentang Ilmu filsafat itu sendiri dan bagi saya ini memang adalah sesuatu yang sangat baru untuk saya pelajari, maka jawaban saya sangat jauh dari pengertian filsafat yang sebenarnya, yaitu Filsafat adalah sejarah pengetahuan. Jawaban saya ini menjadi jawaban tersingkat dan kurang tepat di antara jawaban yang lain. Kemudian, orang terakhir yang menuliskan jawabannya adalah Uli yang menuliskan bahwa Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendalami sesuatu yang ingin diketahui.
Pengantar Filsafat Ilmu

       Beda kepala, beda isinya. Istilah ini saya simpulkan dari pertemuan kami yang kemarin. Ketika Pengertian Filsafat dijadikan sebuah pertanyaan, maka jawaban beberapa orang akan berbeda-beda. Empat orang yang berkesempatan mengemukakan pendapatnya kemarin juga memiliki jawaban berbeda-beda ketika diberikan pertanyaan tentang pengertian filsafat. Galang sebagai orang pertama menuliskan jawabannya bahwa Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang cara pendekatan kepada Tuhan., kemudian Aqil sebagai orang kedua menuliskan jawabannya bahwa Filsafat merupakan pusat dari segala ilmu pengetahuan. Orang ketiga yang berkesempatan menuliskan jawabannya tentang pengertian Filsafat adalah saya sendiri. Berhubung karena saya memang belum mempunyai pengetahuan dasar tentang Ilmu filsafat itu sendiri dan bagi saya ini memang adalah sesuatu yang sangat baru untuk saya pelajari, maka jawaban saya sangat jauh dari pengertian filsafat yang sebenarnya, yaitu Filsafat adalah sejarah pengetahuan. Jawaban saya ini menjadi jawaban tersingkat dan kurang tepat di antara jawaban yang lain. Kemudian, orang terakhir yang menuliskan jawabannya adalah Uli yang menuliskan bahwa Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendalami sesuatu yang ingin diketahui.
Pengantar Filsafat Ilmu

       Beda kepala, beda isinya. Istilah ini saya simpulkan dari pertemuan kami yang kemarin. Ketika Pengertian Filsafat dijadikan sebuah pertanyaan, maka jawaban beberapa orang akan berbeda-beda. Empat orang yang berkesempatan mengemukakan pendapatnya kemarin juga memiliki jawaban berbeda-beda ketika diberikan pertanyaan tentang pengertian filsafat. Galang sebagai orang pertama menuliskan jawabannya bahwa Filsafat ialah ilmu yang mempelajari tentang cara pendekatan kepada Tuhan., kemudian Aqil sebagai orang kedua menuliskan jawabannya bahwa Filsafat merupakan pusat dari segala ilmu pengetahuan. Orang ketiga yang berkesempatan menuliskan jawabannya tentang pengertian Filsafat adalah saya sendiri. Berhubung karena saya memang belum mempunyai pengetahuan dasar tentang Ilmu filsafat itu sendiri dan bagi saya ini memang adalah sesuatu yang sangat baru untuk saya pelajari, maka jawaban saya sangat jauh dari pengertian filsafat yang sebenarnya, yaitu Filsafat adalah sejarah pengetahuan. Jawaban saya ini menjadi jawaban tersingkat dan kurang tepat di antara jawaban yang lain. Kemudian, orang terakhir yang menuliskan jawabannya adalah Uli yang menuliskan bahwa Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana mendalami sesuatu yang ingin diketahui.
Resume Filsafat2 | Menjadi Sukses atau Berilmu?
Lihat Detail

Resume Filsafat2 | Menjadi Sukses atau Berilmu?

Menjadi Sukses atau Berilmu?

        Tuhan Maha Adil atas segala sesuatu yang terjadi pada hidup seseorang. Jangan pernah menganggap Tuhan tidak adil hanya karena apa yang kita inginkan tidak dapat kita raih. Coba intropeksi kembali ke dalam diri kita sendiri. Menjadi sukses terkadang tidak harus berilmu, begitu pula sebaliknya, orang yang berilmu terkadang tidak menjadi sukses, “Kaya”. Orang yang memilih sukses mempunyai alasan tersendiri, begitu pula sebaliknya, orang yang memilih berilmu juga memiliki alasan tersendiri. Hidup penuh pilihan.

        Banyak orang yang berusaha keras menempuh pendidikannya hingga ke universitas ternama bahkan memaksakan dirinya untuk bergelar sebanyak mungkin, menghamburkan uangnya demi menuntut ilmu hingga ia wisuda dan menjadi lulusan terbaik. Hal tersebut wajar adanya, akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin pekerjaan apa yang akan ia dapatkan atau bahkan adakah pekerjaan yang akan ia dapatkan, meskipun tidak sedikit pula yang menjadi sukses. Di lain sisi, banyak orang yang pendidikannya rendah memilih untuk tetap tinggal tanpa melakukan suatu perubahan pada hidupnya tapi banyak pula yang bersemangat melawan takdir dan sangat termotivasi untuk sukses karena latar belakangnya tersebut. Semua perubahan yang mereka lakukan mungkin di latar belakangi rasa gengsi yang kuat dan “Apa kata dunia?” adalah kalimat yang bisa
Menjadi Sukses atau Berilmu?

        Tuhan Maha Adil atas segala sesuatu yang terjadi pada hidup seseorang. Jangan pernah menganggap Tuhan tidak adil hanya karena apa yang kita inginkan tidak dapat kita raih. Coba intropeksi kembali ke dalam diri kita sendiri. Menjadi sukses terkadang tidak harus berilmu, begitu pula sebaliknya, orang yang berilmu terkadang tidak menjadi sukses, “Kaya”. Orang yang memilih sukses mempunyai alasan tersendiri, begitu pula sebaliknya, orang yang memilih berilmu juga memiliki alasan tersendiri. Hidup penuh pilihan.

        Banyak orang yang berusaha keras menempuh pendidikannya hingga ke universitas ternama bahkan memaksakan dirinya untuk bergelar sebanyak mungkin, menghamburkan uangnya demi menuntut ilmu hingga ia wisuda dan menjadi lulusan terbaik. Hal tersebut wajar adanya, akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin pekerjaan apa yang akan ia dapatkan atau bahkan adakah pekerjaan yang akan ia dapatkan, meskipun tidak sedikit pula yang menjadi sukses. Di lain sisi, banyak orang yang pendidikannya rendah memilih untuk tetap tinggal tanpa melakukan suatu perubahan pada hidupnya tapi banyak pula yang bersemangat melawan takdir dan sangat termotivasi untuk sukses karena latar belakangnya tersebut. Semua perubahan yang mereka lakukan mungkin di latar belakangi rasa gengsi yang kuat dan “Apa kata dunia?” adalah kalimat yang bisa
Menjadi Sukses atau Berilmu?

        Tuhan Maha Adil atas segala sesuatu yang terjadi pada hidup seseorang. Jangan pernah menganggap Tuhan tidak adil hanya karena apa yang kita inginkan tidak dapat kita raih. Coba intropeksi kembali ke dalam diri kita sendiri. Menjadi sukses terkadang tidak harus berilmu, begitu pula sebaliknya, orang yang berilmu terkadang tidak menjadi sukses, “Kaya”. Orang yang memilih sukses mempunyai alasan tersendiri, begitu pula sebaliknya, orang yang memilih berilmu juga memiliki alasan tersendiri. Hidup penuh pilihan.

        Banyak orang yang berusaha keras menempuh pendidikannya hingga ke universitas ternama bahkan memaksakan dirinya untuk bergelar sebanyak mungkin, menghamburkan uangnya demi menuntut ilmu hingga ia wisuda dan menjadi lulusan terbaik. Hal tersebut wajar adanya, akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin pekerjaan apa yang akan ia dapatkan atau bahkan adakah pekerjaan yang akan ia dapatkan, meskipun tidak sedikit pula yang menjadi sukses. Di lain sisi, banyak orang yang pendidikannya rendah memilih untuk tetap tinggal tanpa melakukan suatu perubahan pada hidupnya tapi banyak pula yang bersemangat melawan takdir dan sangat termotivasi untuk sukses karena latar belakangnya tersebut. Semua perubahan yang mereka lakukan mungkin di latar belakangi rasa gengsi yang kuat dan “Apa kata dunia?” adalah kalimat yang bisa
Menjadi Sukses atau Berilmu?

        Tuhan Maha Adil atas segala sesuatu yang terjadi pada hidup seseorang. Jangan pernah menganggap Tuhan tidak adil hanya karena apa yang kita inginkan tidak dapat kita raih. Coba intropeksi kembali ke dalam diri kita sendiri. Menjadi sukses terkadang tidak harus berilmu, begitu pula sebaliknya, orang yang berilmu terkadang tidak menjadi sukses, “Kaya”. Orang yang memilih sukses mempunyai alasan tersendiri, begitu pula sebaliknya, orang yang memilih berilmu juga memiliki alasan tersendiri. Hidup penuh pilihan.

        Banyak orang yang berusaha keras menempuh pendidikannya hingga ke universitas ternama bahkan memaksakan dirinya untuk bergelar sebanyak mungkin, menghamburkan uangnya demi menuntut ilmu hingga ia wisuda dan menjadi lulusan terbaik. Hal tersebut wajar adanya, akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin pekerjaan apa yang akan ia dapatkan atau bahkan adakah pekerjaan yang akan ia dapatkan, meskipun tidak sedikit pula yang menjadi sukses. Di lain sisi, banyak orang yang pendidikannya rendah memilih untuk tetap tinggal tanpa melakukan suatu perubahan pada hidupnya tapi banyak pula yang bersemangat melawan takdir dan sangat termotivasi untuk sukses karena latar belakangnya tersebut. Semua perubahan yang mereka lakukan mungkin di latar belakangi rasa gengsi yang kuat dan “Apa kata dunia?” adalah kalimat yang bisa
Menjadi Sukses atau Berilmu?

        Tuhan Maha Adil atas segala sesuatu yang terjadi pada hidup seseorang. Jangan pernah menganggap Tuhan tidak adil hanya karena apa yang kita inginkan tidak dapat kita raih. Coba intropeksi kembali ke dalam diri kita sendiri. Menjadi sukses terkadang tidak harus berilmu, begitu pula sebaliknya, orang yang berilmu terkadang tidak menjadi sukses, “Kaya”. Orang yang memilih sukses mempunyai alasan tersendiri, begitu pula sebaliknya, orang yang memilih berilmu juga memiliki alasan tersendiri. Hidup penuh pilihan.

        Banyak orang yang berusaha keras menempuh pendidikannya hingga ke universitas ternama bahkan memaksakan dirinya untuk bergelar sebanyak mungkin, menghamburkan uangnya demi menuntut ilmu hingga ia wisuda dan menjadi lulusan terbaik. Hal tersebut wajar adanya, akan tetapi tidak ada yang bisa menjamin pekerjaan apa yang akan ia dapatkan atau bahkan adakah pekerjaan yang akan ia dapatkan, meskipun tidak sedikit pula yang menjadi sukses. Di lain sisi, banyak orang yang pendidikannya rendah memilih untuk tetap tinggal tanpa melakukan suatu perubahan pada hidupnya tapi banyak pula yang bersemangat melawan takdir dan sangat termotivasi untuk sukses karena latar belakangnya tersebut. Semua perubahan yang mereka lakukan mungkin di latar belakangi rasa gengsi yang kuat dan “Apa kata dunia?” adalah kalimat yang bisa
Resume Filsafat1 | Pentingnya Sebuah Prinsip
Lihat Detail

Resume Filsafat1 | Pentingnya Sebuah Prinsip

Pentingnya Sebuah Prinsip
     Sabtu, 14 September 2013. Di mesjid Kampus II UIN Alauddin Makassar, saya dan dua teman saya yang lain mengikuti perkuliahan dengan mata kuliah Pengantar Filsafah Ilmu oleh bapak Awal Mufta, M.Fil. Sore itu, sekitar pukul 16.20 WITA. Suasana perkuliahan saat itu terasa berbeda karena kami tidak menerima perkuliahan di dalam ruangan kelas seperti biasanya, ditambah lagi hari itu for the first time kami bertemu dengan beliau yang membawa mata kuliah ini.

     Pertemuan pertama memang selalu terasa canggung, tapi kali ini tidak berlangsung lama karena dosen kami ramah dan menyenangkan diajak bertukar ilmu dan pendapat, menurut saya. Kala itu, kami belum memasuki materi, karena alangkah sangat disayangkan jika hanya ada kami bertiga yang menerima materi awal, sedangkan teman yang lain tidak bisa hadir. Kami hanya membentuk forum kecil yang tidak formal dan membicarakan sedikit tentang kontrak kuliah serta pembicaraan yang menurut saya, sangat memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani masa kuliah.

      Pentingnya sebuah prinsip. Itulah kesimpulan yang bisa saya tangkap dari pembicaraan kami. Dari cerita
yang diceritakan beliau tentang 3 orang mahasiswa yang memiliki karakter yang berbeda yang masing-masing 2 orang yang memiliki prinsip berbeda dan seorang lagi tidak memiliki prinsip memiliki akhir kisah yang berbeda pula. Setelah mendengar cerita beliau, pikiran saya terbuka dan melihat kembali ke dalam diri saya sendiri. Apakah saya memiliki prinsip? Apakah saya sudah menjalankan prinsip saya? Apakah benar yang saya jalani sekarang?. Semua pertanyaan itu muncul seketika. Iya, saya memiliki prinsip, tapi saya belum yakin apakah saya sudah menjalankannya, dan yang saya jalani sekarang saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Pentingnya Sebuah Prinsip
     Sabtu, 14 September 2013. Di mesjid Kampus II UIN Alauddin Makassar, saya dan dua teman saya yang lain mengikuti perkuliahan dengan mata kuliah Pengantar Filsafah Ilmu oleh bapak Awal Mufta, M.Fil. Sore itu, sekitar pukul 16.20 WITA. Suasana perkuliahan saat itu terasa berbeda karena kami tidak menerima perkuliahan di dalam ruangan kelas seperti biasanya, ditambah lagi hari itu for the first time kami bertemu dengan beliau yang membawa mata kuliah ini.

     Pertemuan pertama memang selalu terasa canggung, tapi kali ini tidak berlangsung lama karena dosen kami ramah dan menyenangkan diajak bertukar ilmu dan pendapat, menurut saya. Kala itu, kami belum memasuki materi, karena alangkah sangat disayangkan jika hanya ada kami bertiga yang menerima materi awal, sedangkan teman yang lain tidak bisa hadir. Kami hanya membentuk forum kecil yang tidak formal dan membicarakan sedikit tentang kontrak kuliah serta pembicaraan yang menurut saya, sangat memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani masa kuliah.

      Pentingnya sebuah prinsip. Itulah kesimpulan yang bisa saya tangkap dari pembicaraan kami. Dari cerita
yang diceritakan beliau tentang 3 orang mahasiswa yang memiliki karakter yang berbeda yang masing-masing 2 orang yang memiliki prinsip berbeda dan seorang lagi tidak memiliki prinsip memiliki akhir kisah yang berbeda pula. Setelah mendengar cerita beliau, pikiran saya terbuka dan melihat kembali ke dalam diri saya sendiri. Apakah saya memiliki prinsip? Apakah saya sudah menjalankan prinsip saya? Apakah benar yang saya jalani sekarang?. Semua pertanyaan itu muncul seketika. Iya, saya memiliki prinsip, tapi saya belum yakin apakah saya sudah menjalankannya, dan yang saya jalani sekarang saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Pentingnya Sebuah Prinsip
     Sabtu, 14 September 2013. Di mesjid Kampus II UIN Alauddin Makassar, saya dan dua teman saya yang lain mengikuti perkuliahan dengan mata kuliah Pengantar Filsafah Ilmu oleh bapak Awal Mufta, M.Fil. Sore itu, sekitar pukul 16.20 WITA. Suasana perkuliahan saat itu terasa berbeda karena kami tidak menerima perkuliahan di dalam ruangan kelas seperti biasanya, ditambah lagi hari itu for the first time kami bertemu dengan beliau yang membawa mata kuliah ini.

     Pertemuan pertama memang selalu terasa canggung, tapi kali ini tidak berlangsung lama karena dosen kami ramah dan menyenangkan diajak bertukar ilmu dan pendapat, menurut saya. Kala itu, kami belum memasuki materi, karena alangkah sangat disayangkan jika hanya ada kami bertiga yang menerima materi awal, sedangkan teman yang lain tidak bisa hadir. Kami hanya membentuk forum kecil yang tidak formal dan membicarakan sedikit tentang kontrak kuliah serta pembicaraan yang menurut saya, sangat memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani masa kuliah.

      Pentingnya sebuah prinsip. Itulah kesimpulan yang bisa saya tangkap dari pembicaraan kami. Dari cerita
yang diceritakan beliau tentang 3 orang mahasiswa yang memiliki karakter yang berbeda yang masing-masing 2 orang yang memiliki prinsip berbeda dan seorang lagi tidak memiliki prinsip memiliki akhir kisah yang berbeda pula. Setelah mendengar cerita beliau, pikiran saya terbuka dan melihat kembali ke dalam diri saya sendiri. Apakah saya memiliki prinsip? Apakah saya sudah menjalankan prinsip saya? Apakah benar yang saya jalani sekarang?. Semua pertanyaan itu muncul seketika. Iya, saya memiliki prinsip, tapi saya belum yakin apakah saya sudah menjalankannya, dan yang saya jalani sekarang saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Pentingnya Sebuah Prinsip
     Sabtu, 14 September 2013. Di mesjid Kampus II UIN Alauddin Makassar, saya dan dua teman saya yang lain mengikuti perkuliahan dengan mata kuliah Pengantar Filsafah Ilmu oleh bapak Awal Mufta, M.Fil. Sore itu, sekitar pukul 16.20 WITA. Suasana perkuliahan saat itu terasa berbeda karena kami tidak menerima perkuliahan di dalam ruangan kelas seperti biasanya, ditambah lagi hari itu for the first time kami bertemu dengan beliau yang membawa mata kuliah ini.

     Pertemuan pertama memang selalu terasa canggung, tapi kali ini tidak berlangsung lama karena dosen kami ramah dan menyenangkan diajak bertukar ilmu dan pendapat, menurut saya. Kala itu, kami belum memasuki materi, karena alangkah sangat disayangkan jika hanya ada kami bertiga yang menerima materi awal, sedangkan teman yang lain tidak bisa hadir. Kami hanya membentuk forum kecil yang tidak formal dan membicarakan sedikit tentang kontrak kuliah serta pembicaraan yang menurut saya, sangat memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani masa kuliah.

      Pentingnya sebuah prinsip. Itulah kesimpulan yang bisa saya tangkap dari pembicaraan kami. Dari cerita
yang diceritakan beliau tentang 3 orang mahasiswa yang memiliki karakter yang berbeda yang masing-masing 2 orang yang memiliki prinsip berbeda dan seorang lagi tidak memiliki prinsip memiliki akhir kisah yang berbeda pula. Setelah mendengar cerita beliau, pikiran saya terbuka dan melihat kembali ke dalam diri saya sendiri. Apakah saya memiliki prinsip? Apakah saya sudah menjalankan prinsip saya? Apakah benar yang saya jalani sekarang?. Semua pertanyaan itu muncul seketika. Iya, saya memiliki prinsip, tapi saya belum yakin apakah saya sudah menjalankannya, dan yang saya jalani sekarang saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Pentingnya Sebuah Prinsip
     Sabtu, 14 September 2013. Di mesjid Kampus II UIN Alauddin Makassar, saya dan dua teman saya yang lain mengikuti perkuliahan dengan mata kuliah Pengantar Filsafah Ilmu oleh bapak Awal Mufta, M.Fil. Sore itu, sekitar pukul 16.20 WITA. Suasana perkuliahan saat itu terasa berbeda karena kami tidak menerima perkuliahan di dalam ruangan kelas seperti biasanya, ditambah lagi hari itu for the first time kami bertemu dengan beliau yang membawa mata kuliah ini.

     Pertemuan pertama memang selalu terasa canggung, tapi kali ini tidak berlangsung lama karena dosen kami ramah dan menyenangkan diajak bertukar ilmu dan pendapat, menurut saya. Kala itu, kami belum memasuki materi, karena alangkah sangat disayangkan jika hanya ada kami bertiga yang menerima materi awal, sedangkan teman yang lain tidak bisa hadir. Kami hanya membentuk forum kecil yang tidak formal dan membicarakan sedikit tentang kontrak kuliah serta pembicaraan yang menurut saya, sangat memberi inspirasi dan motivasi dalam menjalani masa kuliah.

      Pentingnya sebuah prinsip. Itulah kesimpulan yang bisa saya tangkap dari pembicaraan kami. Dari cerita
yang diceritakan beliau tentang 3 orang mahasiswa yang memiliki karakter yang berbeda yang masing-masing 2 orang yang memiliki prinsip berbeda dan seorang lagi tidak memiliki prinsip memiliki akhir kisah yang berbeda pula. Setelah mendengar cerita beliau, pikiran saya terbuka dan melihat kembali ke dalam diri saya sendiri. Apakah saya memiliki prinsip? Apakah saya sudah menjalankan prinsip saya? Apakah benar yang saya jalani sekarang?. Semua pertanyaan itu muncul seketika. Iya, saya memiliki prinsip, tapi saya belum yakin apakah saya sudah menjalankannya, dan yang saya jalani sekarang saya serahkan kepada Yang Maha Kuasa.